Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Thomas Djiwandono, Calon Kuat Penguasa Baru Lapangan Banteng?

19 Juli 2024   09:42 Diperbarui: 19 Juli 2024   13:18 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika jurnalis dari berbagai media menanyakan kemungkinan tersebut langsung kepada Tommy dalam acara jumpa pers perkenalan dirinya di Kemenkeu seperti yang saya saksikan di channel Youtube Kompas.Com Kamis (18/07/2024) kemarin, ia enggan menjawab.

"Untuk pertanyaan pribadi, ini bukan waktu yang tepat untuk menjawab," ujarnya

Apalagi kita tahu posisi tersebut biasanya diduduki kalangan teknokrat handal bidang keuangan yang sudah lama malang melintang di dunia ekonomi dan keuangan,dengan latar belakang pendidikan yang cukup mentereng.

Sebut saja misalnya Sri Mulyani Indrawati yang saat ini masih menjadi Menkeu, sebagai profesional ia pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana di Bank Dunia, dan jika kita perhatikan CV-nya di bidang keuangan panjang mengular, mulai dari peneliti hingga sempat menduduki berbagai jabatan menteri di tim ekonomi era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Atau Bambang Brojonegoro, yang sempat menjadi Menkeu di era SBY sebelum digantikan Sri Mulyani. Boediono di era Presiden Megawati, atau menkeu-menkeu di jamannya Soeharto berkuasa, mulai dari Soemitro Djojohadikusomo, Ali Wardana, hingga Mar'ie Muhammad.

Memang benar tak ada aturan yang mengharuskan menkeu dijabat oleh teknokrat atau profesional di bidang ekonomi dan keuangan, tapi posisi sentral sebagai bendahara negara di sebuah pemerintahan seyogyanya diduduki  oleh profesional berpengalaman, berintegritas tinggi serta bebas dari potensi konflik kepentingan.

Apakah dengan demikian Thomas Djiwandono tak layak menduduki jabatan sebagai Menkeu?

Ya saya atau siapapun tak akan berani dan tak berhak berkata seperti itu lantaran, untuk pemilihan menteri menurut Konstitusi merupakan hak prerogatif Presiden.

Mungkin presiden terpilih kelak, memiliki pemikiran dan alasan spesifik terkait pemilihan para pembantunya di kabinet.

Untuk hal ini Tim Prabowo-Gibran meminta kepada semua pihak agar tak bersepekulasi mengenai calon menteri di Kabinet Prabowo mendatang lantaran bisa kontrapoduktif.

"Pak Prabowo tentu akan memilih yang terbaik dan paling cocok untuk setiap portofolio," kata Drajad Wibowo, Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN)Prabowo-Gibran. Seperti dilansir Tempo.co. Rabu (17/07/2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun