Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mendorong Sirkularitas dalam Bioekonomi, Membangun Ekonomi Hijau yang Berkelanjutan

15 Juli 2024   12:59 Diperbarui: 15 Juli 2024   21:01 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa perusahaan di Indonesia telah mengembangkan teknologi untuk mendaur ulang plastik biodegradable, seperti plastik berbahan dasar singkong atau jagung. 

Lantas apa sih keuntungannya jika sirkuralitas bioekonomi ini dilakukan secara serius: 

Pertama, dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Menurut Ellen MacArthur Foundation, penerapan ekonomi sirkular dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 45%.

Kedua, menumbuhkan lapangan lerja baru. Menurut laporan International Labour Organization (ILO) memperkirakan sirkularitas ekonomi dapat menciptakan hingga 24 juta lapangan kerja baru secara global pada 2030.

Ketiga, seperti dilaporkan "The Circurality Gap Report 2023" yang menyebutkan bahwa peningkatan sirkuralitas global sebesar 1 persen, dapat meningkatlan pertumbuhan ekonomi global sebesar 700 miliar US Dollar.

Khusus untuk Indonesia, menurut studi terbaru yang dilakukan Bappenas, sirkuralitas ekonomi dapat memberikan konrribusi sebesar Rp593 triliun pada tahun 2030.

Walaupun keuntungan dan benefit lainnya sudah terpampang di depan mata, penerapan sirkularitas dalam bioekonomi di Indonesia, masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti kurangnya infrastruktur, investasi, dan kesadaran masyarakat. 

Namun, peluang yang ditawarkan juga sangat besar. Dengan mempercepat sirkularitas, diharapkan kita dapat membangun ekonomi yang lebih hijau, berkelanjutan, dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun