Beberapa perusahaan di Indonesia telah mengembangkan teknologi untuk mendaur ulang plastik biodegradable, seperti plastik berbahan dasar singkong atau jagung.Â
Lantas apa sih keuntungannya jika sirkuralitas bioekonomi ini dilakukan secara serius:Â
Pertama, dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Menurut Ellen MacArthur Foundation, penerapan ekonomi sirkular dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 45%.
Kedua, menumbuhkan lapangan lerja baru. Menurut laporan International Labour Organization (ILO) memperkirakan sirkularitas ekonomi dapat menciptakan hingga 24 juta lapangan kerja baru secara global pada 2030.
Ketiga, seperti dilaporkan "The Circurality Gap Report 2023" yang menyebutkan bahwa peningkatan sirkuralitas global sebesar 1 persen, dapat meningkatlan pertumbuhan ekonomi global sebesar 700 miliar US Dollar.
Khusus untuk Indonesia, menurut studi terbaru yang dilakukan Bappenas, sirkuralitas ekonomi dapat memberikan konrribusi sebesar Rp593 triliun pada tahun 2030.
Walaupun keuntungan dan benefit lainnya sudah terpampang di depan mata, penerapan sirkularitas dalam bioekonomi di Indonesia, masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti kurangnya infrastruktur, investasi, dan kesadaran masyarakat.Â
Namun, peluang yang ditawarkan juga sangat besar. Dengan mempercepat sirkularitas, diharapkan kita dapat membangun ekonomi yang lebih hijau, berkelanjutan, dan inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H