Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

SBR013 Pamit, SR021 Hadir Menjelang, Kenalan Yuk Sama Sukuk Ritel

9 Juli 2024   15:54 Diperbarui: 10 Juli 2024   07:55 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenalan Yuk Sama Sukuk Ritel | SHUTTERSTOCK/NOR SHAM SOYOD via KOMPAS.COM

Masa penawaran Saving Bond Ritel sub seri SBR013T2 dan SBR013T4 resmi ditutup pada Kamis, 4 Juli 2024 pekan lalu. 

Menurut, informasi resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) realisasi pemesanan SBR013 mencapai Rp19,454 triliun, dengan perincian SBR013T2 sebesar Rp14,493 triliun dan SBR013T4 sebesar Rp4,961 triliun.

Setelah SBR013, Pemerintah kembali akan menerbitkan Surat Berharga Negara khusus bagi investor individu domestik pada 23 Agustus 2024 mendatang.

Berbeda dengan SBR013 yang berjenis konvensional, Sukuk Ritel seri SR021 merupakan bagian dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), setiap detil dari mulai proses penerbitan hingga pengelolaannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Bagi yang belum memahami istilah "Sukuk" saya akan coba terangkan dari awal.

Mengutip situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sukuk merupakan istilah baru yang diperkenalkan sebagai pengganti obligasi syariah atau Islamic Bond.

Secara etimologis Sukuk berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata "Sakk" yang memiliki arti sertifikat atau bukti kepemilikan.

Sementara itu, menurut Draft Peraturan OJK tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk, "Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu'/undivided share), atas aset yang mendasarinya."

Sebagai salah satu instrumen investasi syariah, Sukuk memiliki karakteristik yang berbeda dengan obligasi yang biasanya disebut surat utang.

Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan bersama atas suatu aset atau proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan atau lazim disebut "underlying asset"

Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset atau proyek yang spesifik. Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa bagi hasil, atau marjin sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.

Dalam konteks Sukuk Ritel, Sukuk Ritel diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, menggunakan akad Ijarah - Asset to be Leased. Artinya, investor membeli hak atas manfaat dari aset negara yang disewakan, bukan kepemilikan atas aset itu sendiri. 

Sukuk Ritel diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia dengan tujuan memperluas partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan nasional. 

Imbalan yang diterima investor berasal dari uang sewa yang dibayarkan oleh pemerintah sebagai pengguna aset. Hal ini memastikan bahwa Sukuk Ritel bebas dari unsur riba (bunga), gharar (ketidakjelasan), dan maisyir (judi) serta pasti sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. 

Meskipun penerbitan dan pengelolaan Sukuk ritel sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang ketat, investasi di Sukuk Ritel bisa dilakukan oleh siapapun, sepanjang ia memiliki KTP Indonesia tanpa memandang agama apapun.

Selain berprinsip syariah, Sukuk Ritel memiliki karakteristik lain, di antaranya, bisa diperdagangkan kembali di pasar sekunder antar investor domestik, imbal hasil yang ditawarkan flat atau tetap yang akan dibayarkan setiap bulan. Minimum pemesanan Sukuk Ritel mulai dari Rp1 juta dan kelipatannya.

Sukuk Ritel, menawarkan banyak sekali keunggulan. Pertama AMAN, karena setiap penerbitan Sukuk Ritel dijamin oleh Negara melalui dua undang-undang sekaligus, Undang-Undang nomor 19 tahun 2008 tentang SBSN dan Undang-Undang APBN, sehingga imbal hasil dan pokoknya pasti dibayarkan tepat waktu.

Kedua, Mudah, lantaran seluruh proses transaksinya dilakukan secara online melalui sistem e-SBN yang bisa diakses lewat mitra distribusi yang telah bekerja sama dengan Kementerian Keuangan

Dan terakhir, Sukuk ritel itu bisa disebut "beyond invesment" lantaran masuk dalam kategori impact investing, investasi yang memberi dampak terhadap kehidupan sosial dan lingkungan.

Kenapa demikian, karena seluruh hasil investasi masyarakat yang menanamkan uangnya di Sukuk ritel akan dipergunakan untuk membiayai pembangunan nasional.

Bagi para pengguna KRL Jabodetabek khususnya atau pengguna Kereta Api secara keseluruhan, tentu tahu lintasan kereta double-double track antara Stasiun Jatinegara hingga Bekasi, nah itu pembangunannya menggunakan hasil investasi Sukuk. 

Begitu pun pembangunan Stasiun transit Manggarai, itu juga menggunakan hasil investasi dari sukuk, dan ada banyak lagi proyek pembangunan lain di seluruh wilayah Indonesia yang menggunakan dana hasil mobilisasi sukuk.

Selain itu, penerbitan sukuk ritel memiliki tujuan strategis bagi pemerintah pertama untuk tujuan literasi dan inklusi keuangan, kemudian untuk pendalaman pasar keuangan  serta perluasan jumlah investor di dalam negeri, yang ujungnya akan membangun kemandirian dalam pembiayaan pembangunan nasional.

Intinya, Sukuk Ritel merupakan instrumen investasi syariah yang menarik bagi investor yang mencari rasa aman dalam berinvestasi, halal, memiliki kepastian imbalan, dan kesempatan untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional. Dengan karakteristik yang unik dan keunggulan yang ditawarkan, Sukuk Ritel menjadi pilihan investasi yang layak dipertimbangkan bagi investor individu maupun institusi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun