Setelah bangunan dasar musik dan liriknya sudah terbentuk, keduanya melibatkan dua anggota grup band lainnya untuk mematangkan aransemen musiknya.
John Paul sang bassis berkontribusi besar dalam bagian ritme bass yang kuat dan melodis. Sementara John Bonham "the drummer" mengkreasi pola ketukan drum yang khas dan mengesankan yang membuat dinamika lagu ini selalu melekat di hati para penikmatnya.
Proses teknis rekamannya yang dilakukan di Basing Street Studio London dikenal cukup eksperimental di jamannya, Â seperti dalam hal penempatan mikrofon di tangga pintu masuk studio, agar bisa menangkap suara gitar akustik Page yang unik.
Lagu Stairways to Heaven akhirnya berhasil dirilis pada tahun 1971, sebagai bagian dari album keempat Led Zeppelin yang bertajuk "tidak berjudul"
Makna LaguÂ
Memaknai lagu "Stairways to Heaven" saat ini, sebenarnya susah susah gampang, karena pada dasarnya terbuka untuk dinterpretasikan dan telah menjadi subjek perdebatan selama bertahun-tahun.
Namun, dengan mengutip berbagai sumbet dan sejurus dengan apa yang saya ketahui dan rasakan, ada beberapa tema utama yang biss diidentifikasi dari lagu Stairways to Heaven.
Lagu ini sering ditafsirkan sebagai alegori tentang perjalanan spiritual seorang perempuan dalam mencari pencerahan di kehidupannya yang terobsesi gelimang materi.
Hal tersebut tercermin di awal liriknya yang berbunyi "all that glitters is gold" meskipun diakhirnya ia menyadari bahwa ada hal-hal yang lebih  penting dalam hidup, dibandingkan sebentuk materi.
Di sisi lain lagu ini juga bisa dimaknai sebagai bentuk kritik terhadap manusia pada umumnya yang acap mendewakan materi dan menggangap hal tersebut sebagai tangga menuju surga atau kebahagian  dalam prespektifnya.
Dibagian interpretasi ini, masih sangat berkorelasi dengan kehidupan saat ini, kritik terhadap materialisme dan konsumerisme yang kini kian menggila.
Lirik dalam lagu ini mempertanyakan nilai -nilai daru masyarakat modern yang terlalu fokus pada kekayaan dan status sosialÂ