Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kunang-Kunang Semakin Sulit Ditemui, ke Mana Mereka Pergi?

20 Februari 2024   13:38 Diperbarui: 21 Februari 2024   00:51 1430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunang-kunang yang keberadaannya kini susah ditemui (Sumber Ilustrasi: SHUTTERSTOCK/FER GREGORY via KOMPAS.com)

Seperti diketahui, kunang-kunang sangat mengandalkan lingkungan yang hangat dan lembab di dekat genangan air untuk siklus hidupnya.

Dengan demikian, pemompaan air tanah yang masif dapat merusak populasi mereka karena permukaan air kian rendah, bahkan meningkatkan kekeringan dihabitatnya.

Tak hanya rusaknya ekosistem habitatnya, polusi cahaya akibat bermunculannya perumahan dan bangunan lainnya menjadi ancama serius lain bagi populasi kunang-kunang.

Kunang-kunang sangat terganggu dengan adanya sinar dari cahaya buatan yang berasal dari lampu-lampu dan cahaya kota, sebab bagi kunang-kunang cahaya adalah alat komunikasi yang digunakan antar sesamanya.

Malam hari yang biasanya gelap gulita, sehingga mereka bisa berkomunikasi, menjadi sulit dilakukan.

Cahaya bagi kunang-kunang juga dipergunakan sebagai sinyal untuk menarik lawan jenisnya sebelum kawin. 

Setiap kunang-kunang memiliki karakteristik cahaya tersendiri yang berbeda-beda, baik dari segi intensitas maupun dia menyala.

Jadi, warna cahaya, terang dan redupnya serta durasi cahaya yang dipancarkan dari dalam tubuhnya, menjadi semacam penanda dari individu setiap kunang-kunang, semacam identitas diri.

Di luar itu, faktor lain yang sangat berperan dalam kepunahan kunang-kunang adalah penggunaan pestisida untuk membersihkan rumput dan hama.

Pestisida sebenarnya tak hanya menjadi masalah bagi kunang-kunang, tetapi juga memengaruhi secara signifikan semua tahapan kehidupan serangga lainnya, yang pada akhirnya dapat merusak stabilitas ekosistem alam disekitarnya.

Pestisida yang menyebabkan polusi air dan tanah, menjadikan telur kunang-kunang mati, dalam jangka waktu yang cukup lama, karena menempel pada media dimana biasanya kunang-kunang berkembang biak .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun