Menyusul kemudian, SBSN ritel seri SR021 yang masa penawarannya dibuka mulai 23 Agustus 2024 sampai dengan 18 September 2024.
Seri ORI 026 kembali akan ditawarkan mulai 30 September 2024 hingga 24 Oktober 2024. Dan penerbitan SBN ritel terakhir untuk tahun 2024 akan ditutup dengan penawaran seri ST013 yang pemesanannya mulai bisa dilakukan pada 8 November 2024 sampai dengan 4 Desember 2024.
Namun harus diingat, jadwal penawaran SBN ritel tersebut masih bersifat tentatif, tapi dari pengalaman sebelumnya, meskipun berubah, waktunya tak terlalu jauh juga.
Dari seluruh penawaran SBN ritel pada 2024 tersebut Pemerintah, seperti diungkapkan Kemenkeu menargetkan realisasi pemesanannya mencapai kisaran antara Rp.100 triliun hingga Rp 160 triliun.
Adapun pada tahun 2023 yang baru lalu, berhasil meraih realisasi pemesanan sebesar Rp.147,2 triliun, melampaui target awal yang ditetapkan yakni sebesar Rp.130 triliun.
Hal ini membuktikan animo masyarakat untuk berinvestasi di instrumen keuangan fixed income yang diterbitkan Pemerintah Indonesia ini cukup besar.
Tak perlu heran juga hal itu bisa terjadi, SBN ritel itu "barang bagus" instrumen investasi layaknya safe heaven.
Aman karena dijamin oleh undang-undang, pokok dan imbal hasilnya pasti dibayarkan siapa pun pemerintahan dan presidennya.
Imbal hasilnya pun menarik, karena pasti di atas suku bunga acuan Bank Indonesia dan rata-rata suku bunga deposito di bank-bank besar Indonesia.
Apalagi, seperti disampaikan sejumlah analis sekuritas, tahun 2024 pasar obligasi nasional dan global diprediksi bakal lebih hype, mengingat momentum positif pasar keuangan dunia akan terus berlanjut, seturut dengan ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve alias The Fed.