makan siang dan susu gratis bagi seluruh anak Indonesia termasuk yang masih dalam kandungan, merupakan salah satu Program Kerja unggulan yang diusung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabumingraka, apabila mereka memenangkan Pemilihan Presiden 2024.
PemberianMengutip keterangan dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, objektif dari program yang kini terus digaungkan dalam setiap kesempatan kampanye pasangan nomor urut 2 ini adalah untuk mengurangi kemiskinan, menghilangkan angka anak kekurangan gizi dan stunting, yang pada akhirnya akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat.
Menurut mereka, hal tersebut sejalan dengan program yang disarankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) kepada seluruh negara di dunia. Saat ini sebanyak 76 Negara di dunia telah menerapkan program makan siang gratis di sekolah. Sementara 7 Negara lain termasuk Indonesia tengah menyiapkan program yang sama.
Program makan siang dan susu gratis bagi anak-anak Indonesia  bisa disebut sebagai sebuah program yang bersifat filantropis, "hanya memberi tak harap kembali" seperti lirik lagu "Kasih Ibu", tak ada yang salah dengan program kerja ini, kalau bisa diimplementasikan dengan baik dan benar. Baik tujuannya, dan benar dalam pelaksanaanya.
Persoalannya, untuk membiayai program ini butuh biaya yang sangat besar, Menurut informasi yang disampaikan TKN Paslon Capres Prabowo-Gibran, diperlukan anggaran  Rp. 1 Triliun per hari atau  sekitar Rp.300 triliun per tahun agar kebijakan tersebut dapat dilaksanakan, yang ditargetkan dapat memberi makan siang dan susu gratis bagi 82,9 juta warga penerima manfaat program tersebut.
Dari mana duitnya?
Jika mengacu pada postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia 2023, ketika hitungan TKN Prabowo-Gibran untuk program makan siang dan susu gratis bagi anak-anak Indoneisa sebesar Rp.300 triliun, maka nilainya adalah 10 persen dari APBN Indonesia 2023 yang dipatok sebesar Rp.3061 triliun.
Dan angka tersebut hanya kalah dari anggaran pendidikan nasional dan bantuan social lainnya, dalam hitung-hitungan para ekonom dan birokrat yang menggawangi pengelolaa APBN, itu agak sulit untuk direalisasikan.
Apabila program tersebut dipaksakan untuk dilaksanakan, postur anggaran belanja APBN akan berubah cukup drastis, besar kemungkinan alokasi anggaran makan siang dan susu gratis bagi anak-anak Indonesia tersebut akan membuat APBN Indonesia harus bekerja lebih keras lagi, karena hampir dipastikan defisit anggaran yang lebih besar terjadi, untuk menambalnya, salah satunya dengan cara berhutang.
Dalam menyikapi isu sumber dana untuk program makan siang dan susu gratis, TKN Prabowo-Gibran akan memaksimalkan penerimaan pajak, dengan membentuk Badan Penerimaan Negara.
Harapannya badan baru tersebut dapat menghimpun sumber-sumber pajak baru dan bisa melakukan intensifikiasi perpajakan dengan menaikan tax ratio. Sehingga nantinya mampu menambal kebutuhan untuk program makan siang dan susu gratis bagi anak-anak Indonesia tanpa perlu berhutang atau melakukan pengalihan anggaran.