Perhelatan adu gagasan antar tiga bakal calon presiden (bacapres) yang akan berkontestasi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan di acara Mata Najwa pekan lalu, cukup menarik untuk disimak.
Saya mencoba meringkas gagasan atau program kerja ketiganya, dengan mengacu pada channel Youtube Mata Najwa.
Anies Baswedan
Anies Baswedan bacapres dari Koalisi Perubahan, dengan gaya khasnya, berbahasa runut dan sistematis ala akademisi memaparkan beberapa hal, andai kelak dirinya dipercaya rakyat menjadi Presiden Republik Indonesia ke-8.
Setidaknya ada lima gagasan yang ia uraikan, pertama tentang kesetaraan akses fasilitas dasar di Indonesia.
Ia memulainya dari akses kesehatan  yang menurutnya harus bermula sejak dari kandungan ibu, melahirkan, hingga tumbuh kembangnya menjelang usia dewasa. Dan hal itu seluruh biayanya harus dijamin oleh negara.
Kedua, Anies akan membuka akses pendidikan menjadi lebih luas dan merata, karena pendidikan sangat penting dalam pengembangan potensi manusia Indonesia, yang pada akhirnya dapat menaikan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Republik ini.
Ketiga, Anies menekankan pentingnya pembukaan lapangan kerja secara merata, sehingga masyarakat memiliki kesetaraan dalam memperoleh pekerjaan.Â
Tak hanya tersentralisasi di Pulau Jawa atau lebih spesifik lagi di daerah Aglomerasi DKI Jakarta dan kawasan penyangganya.
Keempat, Anies berbicara masalah kebutuhan pokok. Jika kelak memerintah, ia akan memperbaiki dari hulu hingga hili tata kelolanya untuk memastikan rakyat miskin, kebutuhan pokoknya bisa terpenuhi.
Di hulunya, ia akan memperbaiki kehidupan petani agar lebih sejahtera dengan cara mengkoreksi tata niaganya dan memerangi mafianya.
Dan kelima, Anies akan memprioritaskan penegakan hukum yang berkeadilan, memberantas korupsi, dan menaikan kredibilitas pengadilan beserta perangkat pendukungnya.
Ganjar Pranowo
Sementara, gagasan bacapres Ganjar Pranowo dari Koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dimulai dengan masalah ketahanan pangan.
Ia akan bekerja sangat keras agar Indonesia bisa melakukan swasembada pangan dan menghentikan impor.
Gagasan Ganjar terkait pangan ini, akan didukung oleh inovasi dan stabilisasi bahan pangan pokok dengan cara menggenjot semua sentra pertanian serta mengakitivasi para birokrat untuk memantu kebutuhan pangan agar tersedia dengan harga terjangkau.
Selain itu, program kerja utama dirinya adalah memastikan kemiskinan ekstrim tak ada lagi di Bumi Pertiwi ini.
Selain, gagasan awal tentang pangan dan kemiskinan ekstrim tadi, Ganjar menyampaikan lima gagasan lainnya.
Kedua, Ganjar, menyoroti masalah lingkungan. Program kerjanya terkait hal ini, adalah mengembalikan alam Indonesia menjadi hijau kembali, di tengah perubahan iklim yang kini mendera dunia, dengan cara mengeliminir emisi gas rumah kaca.
Untuk itu, ia akan memaksimalkan implementasi ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Ketiga , masalah energi, dalam hal tersebut Ganjar menyebutkan bahwa sudah saatnya bagi Indonesia untuk terus meningkatkan peran energi baru yang terbarukan (renewable energy).
Hal keempat yang bakal menjadi concern Ganjar jika ia memimpin negeri ini adalah masalah teknologi digital.
Digitalisasi di hampir setiap aspek kehidupan, jika dikelola secara komprehensif melalui pembangunan infrastruktur dan literasi digital maka potensi ekonominya bagi Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp.4.531 triliun.
Kelima, Ganjar berbicara tentang Kesehatan dan pendidikan. Dalam prespektifnya, untuk kedua hal tersebut Pemerintah harus benar-benar terlibat secara langsung dalam memenuhi kebutuhan anak sejak dalam kandungan hingga beranjak tumbuh kembang.
Keenam, Ganjar membahas tentang penegakan hukum. Â Ia menargetkan Indknesia mampu mengoptimalkan peran Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK melalui penguatan fungsi dan wewenangnya.
Caranya, melipat gandakan anggaran, digitalisasi, dan membasmi korupsi.
Prabowo Subianto
Sedangkan bacapres lain, Prabowo Subianto dalam kesempatan yang sama, menyampaikan 17 program prioritas.
Pertama, tentang swasembada pangan dan menargetkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Kedua, Prabowo ingin memastikan pemberantasan kemiskinan di Indonesia. Ketiga, terkait masalah hukum, yakni membasmi korupsi.
Keempat, peningkatan akses kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Kelima, menguatkan pertahanan negara agar tak dipandang sebelah mata oleh negara lain.
Keenam, menjadikan air sebagai komoditas strategik sembari memastikan swasembada air, mengingat ke depan potensi krisis air bakal terjadi Ketujuh, menargetkan swasembada energi.
Kedelapan, menyempurnakan operasional keuangan negara. Kesembilan, menjamin ketersedian pupuk dan benih serta penyaluran langsung keduanya langsung kepada petani.
Kesepuluh, program hilirisasi dan industrilisasi akan terus ditingkatkan agar Indonesia bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Kesebelas, program rumah murah bagi masyarakat desa. Kedua belas, memberantas korupsi dari sisi kuratif dan preventif melalalui meningkatkan kualitas generasi muda.
Ketiga belas, melanjutkan pemerataan ekonomi, penguatan UMKM, dan memastikan keberlangsungan pembangunan IKN sebagai bagian dari upaya pemerataan.
Keempat belas, reformasi politik, hukum, dan birokrasi. Kelima belas, pelestarian lingkungan hidup. Keenam belas, pelestarian budaya melalui peningkatan ekonomi kreatif. Dan teralhir, meningkatkan prestasi olahraga nasional.
Selain itu untuk program jangka pendek, Prabowo memastikan akan melanjutkan keberadaan berbagai kartu ala Jokowi, seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Bantuan Sosial, dan Kartu Pra Kerja.
Kemudian, ada juga program bantuan makanan gratis bagi anak-anak sekolah dan ibu hamil serta kenaikan gaji ASN, TNI, dan Polri.
Program Kerja Ketiga Bacapres, Dibatasi Anggaran
Apabila kita amati, gagasan atau program kerja milik  Ketiga bacapres  seperti yang diuraikan di atas, pada dasarnya sih tak ada yang berbeda, sama saja.
Mungkin, setelah  dijabarkan lebih detil  menjadi program kerja "beneran" akan terlihat di mana saja perbedaan program kerja antar ketiga bacapres tersebut.
Namun, apapun itu, seyogyanya setiap program kerja para bacapres tak berada di ruang hampa hanya berpatokan pada kondisi ideal dan berdasarkan pada nafsu elektabilitas semata.
Harus diingat, seluruh program kerja para bacapres secara praksis akan selalu berkaitan dengan anggaran, dan itu dibatasi oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dimiliki oleh Negara dengan segala aturannya.
Para bacapres harus menyesuaikan program kerja yang disusunnya dengan keberadaan anggaran negara. Mereka harus bisa berselancar dengan keterbatasan  yang ada.
Program kerja bombastis populis, gratis ini itu mungkin saja akan mampu membius masyarakat, tapi harus diingat, mampu tidak APBN membiayainya, kecuali mereka bisa menyediakan dananya di luar anggaran Negara.
Tak usah muluk-muluk dalam menyusun program kerja, pastikan saja bisa dilaksanakan dan mampu dibiayai, rasionalitasnya harus tersaji secara nyata.
Dan satu hal lagi gagasan dan program kerja tersebut selain harus rasional dan do-able, juga harus mampu meyakinkan para swing voters yang belum menentukan pilihannya, untuk memilih dirinya 14 Februari 2024 mendatang
Tak hanya berharap mendapat aplause dari pendukungnya saja, lantaran seburuk apapun Gagasan atau program kerja ketiga bacapres tadi pastinya akan dielu-elukan oleh masing-masing pendukungnya.
Gagasan Anies Baswedan akan dianggap paling bagus oleh pendukungnya
Gagasan Ganjar Pranowo akan dianggap paling keren oleh pendukungnya.
Gagasan Prabowo Subianto akan dianggap paling hebat oleh pendukungnya.
Persoalannya, mampu tidak gagasan mereka itu meyakinkan para pemilih yang belum memiliki pilihan untuk memilih mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H