Atau yang lebih parah ketika masyarakat karena kurang literasi tapi sudah terpapar produk jasa keuangan, terjebak dalam investasi bodong atau pinjaman online ilegal, seperti yang hari-hari kita dengar.
Agar kesenjangan antara literasi dan inklusi keuangani bisa menyempit, OJK harus berusaha lebih keras lagi agar masyarakat lebih memahami sisi finansialnya.
Sejak awal pendiriannya, salah satu tugas pokok dan fungsi OJK adalah masalah penguatan upaya literasi dan inklusi keuangan, belakangan titik beratnya ada disisi literasi keuangan.
Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia dari tahun 2021 hingga 2025 sudah dsusun dengan sangat komprehensif, saat ini hampir setiap hari kegiatan literasi keuangan kepada berbagai lapisan masayarakat terus dilangsungkan.Bahkan hingga ke titik-titik pulau terluar dan level anak-anak sekolah dasar.Â
Berbagai cara dilakukan termasuk penebalan literasi keuangan lewat portal Learning Management System OJK, jika kemudian hasilnya belum maksimal, ya salah satunya karena ada kondisi-kondisi internal di masyarakat yang berada di luar jangkauan.
Namun itu tak bisa juga dijadikan alasan, yang jelas semua pihak terutama para pemangku kepentingan di sektor jasa keuangan harus terus berusaha keras untuk mewujudkan masyarakat yang terliterasi secara baik sisi finansialnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H