"Saya merasa sangat terharu, sangat dibesarkan hati saya dengan kepercayaan yang begitu besar dari partai-partai yang besar dan partai-partai yang bersejarah ini," kata Prabowo, seperti dilansir Detik.com.
Dengan bergabungnya kedua partai itu ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), maka saat ini ada 4 partai parlemen yang resmi bergabung Partai Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN. Dan ada 1 partai non parlemen yakni Partai Bulan Bintang (PBB) pimpinan Yusril Ihza Mahendra.
Apabila dilihat dari perolehan persentase suara di Pemilu 2019, KKIR kini menjadi koalisi terbesar dengan persentase suara 41, 41 persen, disusul oleh Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS yang mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres, Â persentase suaranya mencapai 25,03 persen.
Sedangkan koalisi yang digawangi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Ganjar Pranowo bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) persentase suaranya, hanya 23,45 persen.
Dengan demikian, saat ini seluruh partai parlemen sudah menentukan koalisi masing-masing.
Namun begitu, bukan berarti persoalan terutama untuk urusan penetapan  bakal calon wakil presiden (bacawapres) di internal KKIR selesai atau lebih mudah dibereskan, justru sebaliknya akan semakin runit.
Karena tentu saja Golkar berharap, Ketum mereka Airlangga Hartarto yang akan duduk menjadi calon RI-2 nya Prabowo, begitu pun PAN Â yang pasti mengasongkan Erick Thohir jagoan mereka untuk mengisi jabatan bacapres.
Jangan tanya PKB, Gus Imin sang Ketum terlihat begitu ambisius untuk menduduki jabatan itu, bahkan beberapa fungsionarisnya mengancam, apabila Gus Imin tak dicalonkan sebaga bacawapres bukan tidak mungkin PKB akan menarik diri dari KKIR.
Kondisi yang akan membuat posisi Prabowo sebagai bacapres terancam tak bisa maju, karena jika solo karir, Gerindra, mengacu pada presidential threshold 20 persen tak bisa membawa Prabowo menjadi capres.
Bagi Prabowo dan Gerindra, masuknya Golkar dan PAN, akan membawa mereka pada situasi yang jauh lebih nyaman, bargaining position mereka menjadi lebih baik.
Mereka akan leluasa menentukan pendampingnya, meskipun tak akan mudah juga. Kalkulasi matang untuk menjadikan salah satu yang disodorkan ketiga partai sekondannya tersebut menjadi bacawapres akan sangat krusial.