Karena daya tahan tubuh resepien sedang dalam kondisi di turunkan oleh obat-obat yang sengaja diberikan agar organ baru lebih cepat beradaptasi dengan tubuh resepien.
Selain itu, menurut keterangan dokter yang merawat saat itu ada beberapa kemungkinan komplikasi pasca transplantasi ginjal antara lain, infeksi, penolakan tubuh terhadap ginjal baru, dan penggumpalan darah.
Salah satu cara untuk menghindari infeksi, mertua saya selama satu bulan penuh harus berada di tempat yang sangat bersih dan dipastikan ia dan seluruh orang yang ada disekitarnya harus memakai masker di manapun berada, ayah waktu itu menyewa apartemen di sekitar RSCM. Karena selama satu bulan itu harus kontrol setiap minggu, dan perjalanan jauh tak diperkenankan karena kondisi pasca operasi tak memungkinkan itu.
Setelah satu bulan, tiga bulan berikutnya 2 minggu sekali kontrol, tiga bulan berikutnya sampai dengan satu tahun, kontrol harus dilakukan setiap bulan.
Keberhasilan transplantasi ginjal ditentukan pada perawatan keluarga terhadap si pasien,kebersihan dan makanan pasien harus benar-benar dijaga. Jangan terlalu sering berhubungan atau menerima tamu terlebih dulu.
Jadi treatment-nya itu seperti saat pandemi Covid-19, jaga jarak, menggunakan masker, hindari keramaian, dan makan makanan sehat yang menyehatkan.
Karena dengan kondisi imun turun, kuman/virus akan cepat masuk ke dalam tubuh, dan biasanya langsung akan menyerang organ tubuh yang belum sepenuhnya menyatu dalam tubuh, akhirnya infeksi terjadi di ginjal yang baru terpasang, dan gagal ginjal sangat berpotensi terjadi lagi.
Bagi pendonor sih tak terlalu rumit, setelah luka operasinya sembuh ia bisa segera pulang dan kembali beraktivitas normal. Karena pada dasarnya manusia bisa hidup dengan satu ginjal kok.
Terkait pendonor, sepertinya untuk menjadi pendonor sekarang ini ada perubahan yang cukup signifikan dibandingkan saat saya mengurusi proses transplantasi ayah mertua saya saat itu, mungkin sekitar tahun 2016 akhir lah.Â
Mengutip situs Alomedika, saat ini calon pendonor harus terlebih dahulu terregistrasi di Komite Transplantasi Nasional (KTN) yang berada di Jakarta atau perwakilan KTN yang ada di setiap provinsi. Berbeda dengan saat itu yang tak harus terregistrasi.
Untuk menjadi calon pendonor di KTN pun persyaratannya lumayan panjang.Â