Kemudian ada pula nama perusahaan di bidang teknologi luar angkasa milik Elon Musk bernama Space X .
Obsesinya akan huruf X juga dibawa ke ranah pribadi Elon, saat ia memberi nama anak pertamanya dengan seorang musisi Claire Elise Boucher  dengan awalan huruf  X, yakni XAE A-12 Musk.
Apakah huruf X dan segala upaya rebranding yang diinisiasi Elon Musk  bakal menjadi faktor penentu kemajuan aplikasi media sosial Twitter, kedepannya seperti visinya?
Mengutip laporan Endgadget, perubahan ini dapat menimbulkan tantangan hukum dan keuangan yang signifikan bagi aplikasi media sosial yang sudah berusia 17 tahun tersebut.
Potensi masalah hukum yang akan timbul terkait kemungkinan gugatan hukum atas merk  huruf X ini, mengingat sekarang ada ratusan perusahaan termasuk dari grup Microsoft dan Meta memiliki merk dagang dengan variasi huruf "X"
Bukan tidak mungkin, hal tersebut akan menyeret Twitter dan Elon Musk ke meja hijau. Kondisi ini tentu saja hal tersebut dapat membuat manajemen Twitter terutama di bagian hukum yang baru, sibuk  menanganinya alih-alih konsemtrasi membangun kembali ketangguhan Twitter sebagai sebuah perusahaan.
Rebranding yang terlalu cepat seperti yang dilakukan Elon Musk di Twitter juga dapat menimbulkan masalah keamanan.
Mengutip BBC.Com yang melansir pendapat dari Jake Moore penasihat keamanan utama dari Perusahaan Keamanan Cyber ESET, mengatakan bahwa transisi dari satu nama perusahaan ke nama lain dapat mendorong terjadinya phising, di mana para pelaku kriminal menyamar sebagai orang-orang atau organisasi tertentu guna menggangsir data pengguna.
Selain itu, dampak dari rebranding terhadap penggunanya pun akan disikapi beragam. Bisa jadi karena sudah nyaman dengan istilah twitteran, cuitan, retweet atau twiteran, pengguna akan resisten terhadap perubahan logo dan segala turunannya seperti yang dilakukan Elon Musk.
Besar kemungkinan mereka akan meninggalkan platform media sosial tersebut, apalagi dalam saat bersamaan Mark Zuckerberg  dari Meta meluncurkan aplikasi serupa bernama Threads.
Dari sisi keuangan, rebranding dari merk yang sudah begitu kuat dan melekat di benak para penggunanya juga akan membuat Twitter berpotensi merugi hingga ratusan triliun rupiah.