Ritual harian saya, saat membuka HP adalah setelah mengecek pesan Whattsapp, langsung menuju akun media sosial Twitter untuk mengetahui kabar banyak hal dari berbagai belahan dunia terutama isu-isu yang lagi ramai di Negeri ini.
Pagi ini kok saya mendapati hal yang sedikit berbeda, ketika akan membuka akun medsos Twitter,Â
" Woalah, kok tak ada lagi logo burung biru yang ikonik sebagai penanda akun media sosial Twitter"
Ternyata, saya baru sadar bahwa logo Twitter di Indonesia juga sudah berubah menjadi huruf X berwarna putih dengan latar hitam, seperti logo baru yang telah diluncurkan Elon Musk 23 Juli 2023 pekan lalu di Kantor Pusat Twitter di Amerika Serikat.
Sebagai pengguna setia sejak lama yang sudah merasa terikat dengan media sosial tersebut  ada rasa kehilangan dengan rebranding yang dilakukan oleh Elon Musk selaku pemilik baru dari aplikasi medsos Twitter ini.
Ditangan Elon Musk, pasca akuisisi penuh drama bernilai US$ 44 miliar, Twitter terus bergerak menuju banyak sekali perubahan, tujuan idealisnya, ia ingin mentransformasi Twitter dari hanya  sekedar aplikasi media sosial berbasis mikroblogging menjadi semacam Superapps dengan berbagai layanan termasuk audio, video, hingga layanan perpesanan, bahkan nantinya akan masuk pada sistem pembayaran.
Sementara tujuan praksis dan jangka pendeknyanya, ia ingin menyulap perusahaan Twitter yang kini juga berganti nama  menjadi "XCorp"  lebih profitable
Oleh sebab itu perubahan digulirkan sejak awal Twitter di akuisisi oleh Elon Musk.
Perubahan pertama pasca akuisisi adalah melakukan reorganisasi dengan mengganti hampir seluruh petinggi Twitter dan dengan alasan efesiensi ia memecat 50 persen karyawannya sebanyak  3.700 orang.
Kemudian dirinya, memberlakukan kebijakan baru terkait centang biru, siapapun yang ingin memiliki centang biru harus membayar sebesar US$ 8 atau sekitar Rp.120 ribu.
Tak seperti sebelumnya, centang biru sebagai penanda akun terverifikasi diberikan kepada tokoh masyarakat, influencer, pejabat pemerintah, dan merk dagang, tanpa membayar sepeserpun.
Nah sebagai gantinya, khusus untuk tokoh masyarakat dan pejabat publik serta merk dagang Twitter meluncurkan centang emas dan centang silver.
Lantas hal lain yang  perubahannya sangat dirasakan oleh pengguna Twitter adalah kurasi Tweet, kini di bar paling atas akun medsos itu ada tulisan "for you" dan "following"Â
Perubahan yang memungkinkan pengguna untuk memilih antara cuitan dari pihak yang kita follow atau dari cuitan yang direkomendasikan Twitter hasil olahan algoritma milik mereka.
Perubahan ini pun menimbulkan protes dari sebagian besar  pengguna, lantaran linimasa mereka dipenuhi oleh rekomendasi dari Twitter.
Serta ada pula kebijakan  batasan Tweet  seperti yang sudah diterapkan Elon Musk sesaat  sebelum perubahan logo dilakukan.
Di luar itu masih banyak perubahan lain yang dilakukan Elon Musk di Twitter, yang harapannya akan mampu memenuhi visi kedepan pemilik Space X dan Tesla ini.
Namun yang dianggap paling signifikan dan mengejutkan oleh masyarakat dunia maya  adalah perubahan logo dari burung biru yang secara brand sudah menancap di hati setiap pengguna internet menjadi huruf X putih berlatar hitam.
Elon Musk sepertinya begitu terpesona dengan huruf X, hampir seluruh perusahaan yang didirikannya selalu menyertakan huruf X di dalamnya .
Mengutip BBC.Com, salah satu perusahaan pertama Elon Musk yang didirikan pada tahun 1999 adalah X.Com yang merupakan platform perbankan online.
Domain X.Com ini lah yang sekarang dialihkan menjadi Twitter, meskipun X.Com platform perbankan online sendiri yang didirikannya sudah berganti nama menjadi Paypal dan sebagian besar sahamnya dimiliki eBay.
Kemudian ada pula nama perusahaan di bidang teknologi luar angkasa milik Elon Musk bernama Space X .
Obsesinya akan huruf X juga dibawa ke ranah pribadi Elon, saat ia memberi nama anak pertamanya dengan seorang musisi Claire Elise Boucher  dengan awalan huruf  X, yakni XAE A-12 Musk.
Apakah huruf X dan segala upaya rebranding yang diinisiasi Elon Musk  bakal menjadi faktor penentu kemajuan aplikasi media sosial Twitter, kedepannya seperti visinya?
Mengutip laporan Endgadget, perubahan ini dapat menimbulkan tantangan hukum dan keuangan yang signifikan bagi aplikasi media sosial yang sudah berusia 17 tahun tersebut.
Potensi masalah hukum yang akan timbul terkait kemungkinan gugatan hukum atas merk  huruf X ini, mengingat sekarang ada ratusan perusahaan termasuk dari grup Microsoft dan Meta memiliki merk dagang dengan variasi huruf "X"
Bukan tidak mungkin, hal tersebut akan menyeret Twitter dan Elon Musk ke meja hijau. Kondisi ini tentu saja hal tersebut dapat membuat manajemen Twitter terutama di bagian hukum yang baru, sibuk  menanganinya alih-alih konsemtrasi membangun kembali ketangguhan Twitter sebagai sebuah perusahaan.
Rebranding yang terlalu cepat seperti yang dilakukan Elon Musk di Twitter juga dapat menimbulkan masalah keamanan.
Mengutip BBC.Com yang melansir pendapat dari Jake Moore penasihat keamanan utama dari Perusahaan Keamanan Cyber ESET, mengatakan bahwa transisi dari satu nama perusahaan ke nama lain dapat mendorong terjadinya phising, di mana para pelaku kriminal menyamar sebagai orang-orang atau organisasi tertentu guna menggangsir data pengguna.
Selain itu, dampak dari rebranding terhadap penggunanya pun akan disikapi beragam. Bisa jadi karena sudah nyaman dengan istilah twitteran, cuitan, retweet atau twiteran, pengguna akan resisten terhadap perubahan logo dan segala turunannya seperti yang dilakukan Elon Musk.
Besar kemungkinan mereka akan meninggalkan platform media sosial tersebut, apalagi dalam saat bersamaan Mark Zuckerberg  dari Meta meluncurkan aplikasi serupa bernama Threads.
Dari sisi keuangan, rebranding dari merk yang sudah begitu kuat dan melekat di benak para penggunanya juga akan membuat Twitter berpotensi merugi hingga ratusan triliun rupiah.
Banyak pengamat dunia Teknologi Informasi dan media sosial yang menyebutkan bahwa perubahan branding menjadi X oleh Elon Musk menjadi kematian bagi Twitter.
Padahal engagement penggunanya dengan Twitter itu sudah begitu melekat bahkan mendekati cinta mati.
Ketika namanya berubah, kekuatan ikatannya akan memudar dan bukan tak mungkin X akan ditinggal pengguna "Twitter"
Meskipun demikian, tentu saja Elon Musk beserta timnya sudah berhitung atas segala kemungkinan yang bakal terjadi dari aksi rebranding ini, kita lihat lah apa hasilnya ke depan.
Yang jelas kita akan kehilangan istilan tweet atau twiteran, dan retweet....akh sedihnya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI