Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menakar Potensi Cuan ORI023 yang Penawarannya Resmi Dibuka Pemerintah Hari Ini

30 Juni 2023   09:28 Diperbarui: 30 Juni 2023   16:55 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini Jumat 30 Juni 2023 tepat pukul 09.00 , pilihan instrumen investasi yang bisa mendatangkan peluang cuan di atas inflasi dan rata-rata suku bunga deposito di bank-bank besar nasional bertambah lagi, dengan dibukanya penawaran Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri 023.

Instrumen keuangan yang merupakan produk investasi berpendapatan tetap ini, menyuguhkan tawaran imbal hasil atawa kupon dalam rentang 5,9 hingga 6,1 persen per tahun, yang akan disajikan dalam dua pilihan tenor atau waktu jatuh tempo berbeda.

ORI023-T3 memiliki tenor 3 tahun dengan imbal hasil yang ditawarkan sebesar 5,9 persen per tahun, dan ORI023-T6 yang ditawarkan dengan masa investasi hingga 6 tahun, memberi iming-iming imbal hasil sebesar 6,1 persen per tahun.

Imbal hasil kedua sub seri ORI023 bersifat tetap alias fixed rate hingga masa jatuh temponya tiba, dan pembayaran kupon-nya bakal dibayarkan setiap bulan.

ORI terbitan ke-23 ini, diperdagangkan tanpa warkat alias scriptless serta dapat diperjuabelikan kembali atau tradeable tapi khusus antar investor ritel dalam negeri saja.

Lantaran tradeable, maka ORI023 ini berpotensi mendatangkan capital gain, selisih keuntungan antara harga beli dan harga jual kembali.

Tetapi ingat, dalam dunia investasi setiap potensi capital gain hadir, kedatangannya selalu diiringi juga dengan kemungkinan capital loss, harga jual kembali lebih rendah dari harga saat membeli.

Kalau begitu berisiko dong?

Mana ada sih investasi yang tidak  berisiko sama sekali, tapi dengan mitigasi yang tepat risiko investasi itu bisa dihindari.

Dalam hal ORI 023 atau Surat Berharga Negara (SBN) Ritel lainya yang bersifat tradeable, mitigasinya gampang banget, sabar saja, genggam terus, tunggu hingga masa jatuh temponya tiba.

Toh imbal hasil dan pokoknya dijamin pasti dibayar kok oleh Pemerintah, dan jaminan itu tertuang dalam dua undang-undang  sekaligus, Undang-Undang nomor 24 tahun 2002 tentang SBN dan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Seandainya, membutuhkan uang sementara jatuh temponya belum datang, ORI 023 bisa banget dijadikan jaminan ke bank atau lembaga pembiayaan lainnya tentu saja dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di institusi keuangan yang bersangkutan.

Nah, jika berminat membiakkan uangnya di instrumen investasi yang penerbitan dan pengelolaannya dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) tersebut, siapkan saja dana minimal Rp 1 juta hingga maksimal Rp 5 miliar untuk ORI023-T3 dan paling besar Rp.10 miliar untuk ORI023-T6.

Caranya, hubungi saja mitra distribusi yang sudah berpartner dengan Kemenkeu yang terdiri dari bank-bank milik Pemerintah dan swasta besar lainnya,  perusahaan sekuritas serta perusahaan keuangan berbasis teknologi atau fintech.

Ingat masa penawarannya hanya sampai dengan 20 Juli 2023, itu pun kalau kuotanya masih ada, bisa saja kuota awal yang telah ditetapkan Pemerintah sudah ludes, andai ini yang terjadi, ya saat itu juga penawaran ORI023 akan berakhir.

Lah, kan biasanya Pemerintah bakal menambah lagi kuotanya jika kuota awalnya habis terserap pasar, seperti penerbitan SBN Ritel sebelumnya.

Menurut informasi yang saya dapatkan dari orang dalam, besar kemungkinan untuk ORI023 kali ini mekanisme penambahan kuota tak akan diberlakukan

Siapa yang memesan duluan, dia lah yang akan pertama dilayani dan mendapatkan jatah produk investasi fixed income ini.

Oleh sebab itu, agar tak "ketinggalan kereta" begitu penawarannya dibuka, segerakan melakukan pemesanan, karena berkaca pada penerbitan SBN ritel sebelumnya paling tidak dalam dua tahun belakangan appetite masyarakat untuk berinvestasi di instrumen investasi fixed income ritel keluaran Pemerintah tersebut, sangat besar.

Para pemburu cuan rakus melahap setiap penawaran SBN ritel yang disajikan Pemerintah, bahkan hingga "berperang" ala-ala war ticket Coldplay, seperti yang terjadi saat penawaran Sukuk Tabungan seri ST 010 yang baru lalu.

Akh, tapi kan ORI023 ini imbal hasil yang ditawarkannya lebih rendah dibandingkan SBN ritel rilisan tahun 2023 yang telah terbit sebelumnya, bisa saja animo masyarakat jadi menurun, iya kan?

Eit, tunggu dulu, jangan sekate-kate, faktanya imbal hasil yang ditawarkan masih di atas rata-rata suku bunga deposito di bank-bank BUMN dan bank umum nasional lainya yang per bulan Mei 2023 ada di level 5,02 persen, sementara tingkat keamanan dan risikonya setara.

Apalagi jika ditambah pajak terhadap imbal hasil ORI023 yang hanya 10 persen, lebih rendah dibandingkan pajak atas suku bunga deposito yang besarnya 20 persen,  plus karena instrumen investasi ini tradeable, ada potensi keuntungan lewat capital gain tadi , maka peluang meraup cuan masih sangat terbuka lebar.

Dan jangan lupa ada idealisme dalam berinvestasi di SBN ritel semacam ORI023 ini, karena tak sekedar urusan cuan, tapi juga turut mendukung negara secara langsung dalam pembiayaan pembangunan nasional.

Oleh karena itu lah para pengamat dan analis investasi memperkirakan animo masyarakat terhadap ORI023 masih akan sangat tinggi.

Nah, tunggu apa lagi, mumpung masih pagi ayo sikat sajian instrumen investasi yang disediakan oleh Pemerintah ini, yang sudah pasti untungnya demi kebahagian bersama.

https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun