Dengan rincian, Rp 11.700.613.000.000 untuk ST 010 T2, dengan jumlah investor 42.013 orang dan Rp.3.300.000.000.000 untuk ST 010 T4 dengan jumlah 13.131 investor.
Jadi secara keseluruhan jumlah investor yang berinvestasi di instrumen keuangan syariah atau sukuk ritel seri ST 010 ini mencapai 55.144 investor.
Dari angka investor tersebut, jumlah investor yang newbie atau baru saja berinvestasi sebanyak 16.135 Investor baru.
Dengan perincian, yang berinvestasi di sub seri ST 010 T2 sebanyak 13.590 orang dan 2.545 orang untuk ST 010 T4.
Jika kemudian di breakdown atau dijabarkan lebih lanjut dari sisi kelompok usia, profesi, dan wilayah pemesanan.
Generasi milenial merupakan kelompok usia terbesar yang berinvestasi di ST 010 T2 Â mencapai 55,55 persen dari keseluruhan jumlah investor atau sekitar 30 ribuan orang. Disusul dengan generasi baby boomers, yakni sebesar 13,49 persen.Â
Sementara untuk sub seri ST 010 T4 generasi baby boomers yang berinvestasi di instrumen investasi syariah tersebut hanya sebesar 8,85 persen, dan 61,66 persen yang berinvestasi adalah generasi millenial.
Yang menurut saya cukup menarik dari statistik investor ini, dari seluruh jumlah investor tersebut, di ST 010 T2, 12,23 persen diantaranya masih berstatus pelajar  dan 16,55 persen berinvestasi di  ST 010 T4.
Artinya instrumen investasi milik pemerintah tersebut bisa menjadi langkah awal bagi siapapun untuk belajar berinvestasi karena secara profile SBSN atau SBN ritel memang cocok untuk sarana pembelajaran masyarakat dalam berinvestasi, lantaran risikonya nyaris tidak ada, hampir serupa dengan deposito dan besaran investasi minimalnya pun sangat terjangkau, hanya dengan Rp. 1 juta sudah dapat memiliki 1 unit SBSN atau SBN ritel termasuk ST 010 yang dikeluarkan oleh Pemerintah tersebut.
Bagi dunia investasi nasional dan Pemerintah, hal ini berguna bagi pendalaman dan perluasan basis investor yang nantinya bakal membawa kemandirian bangsa dalam hal pembiayaan.
Kondisi positif ini bisa terjadi lantaran pada dasarnya instrumen investasi tersebut, memang kompatible dengan kebutuhan investasi masyarakat, yakni aman karena pembayaran pokok dan imbal hasilnya pasti dibayarkan karena djamin undang-undang dan sangat rendah risikonya, nyaman karena transaksinya dilakukan secara online, bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun, imbal hasilnya pun menarik, dapat dipastikan di atas rata-rata suku bunga deposito bank-bank besar di Indonesia dengan jangkar Suku Bunga Acuan Bank Indonesia 7 days repo reverse rate (BI7DRRR).