Perdagangan antara Malaysia, Uni Emirat Arab, dan India juga demikian, mata uang yang digunakan ya Ringgit Malaysia, Rupee India, dan Dirham.
Bukan hanya dengan Malaysia dan UEA, Pemerintah India telah bersepakat dengan 17 negara lain termasuk Jerman, Inggris dan Singapura untuk menggunakan Rupee sebagai salah satu alat pembayaran transaksi diantara mereka.
Pertanyaannya kemudian, Apa yang sebenarnya terjadi, sehingga US Dollar mulai ditinggalkan sebagai mata uang patokan dunia?
Menurut sejumlah sumber referensi yang saya dapatkan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, yaitu:
Faktor pertama, pelemahan ekonomi Amerika Serikat dalam beberapa dekade terakhir telah mengurangi tingkat kepercayaan dunia internasional terhadap mata uang US Dollar sebagai mata uang paling stabil.
Defisit anggaran yang terus menganga yang akibatnya harus ditutup dengan utang, mengakibatkan tingkat utang Pemerintah AS terus membumbung tinggi, hingga mencapai titik tertingginya pada April 2023 ini, mencapai US$ 31,46 triliun.
Apalagi dalam beberapa hari terakhir beredar isu yang cukup kencang bahwa Pemerintah Amerika Serikat terancam default alias tak memiliki kemampuan untuk membayar utang negaranya yang sudah mencapai ambang batas tertingginya tersebut.
Apabila ini benar-benar kejadian, Amerika Serikat gagal bayar, maka pasar keuangan global bakal jungkir balik dan menghancurkan kepercayaan AS sebagai mitra bisnis global, dan hampir dapat dipastikan mata uang US Dollar akan kehilangan kredibiltasnya.
Kedua, mulai menguatnya mata uang negara-negara lain terutama yang memiliki nilai transaksi perdagangan yang cukup besar seperti China, Jepang, Rusia, Uni Eropa, dan India misalnya, sehingga menumbuhkan kepercayaan banyak pihak terhadap mata uang negara yang bersangkutan.
Ketiga, Penurunan peran Amerika Serikat dalam perdagangan internasional, negara-negara seperti China, Jepang, Uni Eropa mulai merangsek menguasai perdagangan dunia, mereka bergerak semakin aktif dalam perdagangan internasional  hal itu tercermin lewat data-data yang diterbitkan oleh berbagai lembaga perdagangan dan keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Trade Organization (WTO) misalnya.
Hal ini menyebabkan penggunaan US Dollar dalam perdagangan antar negara-negara tersebut sudah dianggap kurang relevan lagi.Â