Apalagi para kompetitor mereka seperti Action, Ikea dan kalau di Indonesia ada merk Lock & Lock, mampu membuat barang plastik perlengkapan dapur dengan kualitas nyaris serupa tetapi berharga lebih murah.
Nama "the famous" Tupperware diambil dari nama pembuatnya Earl Silas Tupper, yang pada tahun 1946 menciptakan, mematenkan sekaligus memproduksi produk plastik dengan teknologi burping seal alias segel kedap udara yang anti tumpah.
Dalam perjalanannya, untuk pemasarannya ia dibantu oleh seorang perempuan bernama Brownie Wise yang memasarkan produk Tupperware dengan menggunakan pendekatan komunal kolaboratif dengan rambatan sesama perempuan, dari mulut ke mulut antar tetangga dan menjadi alternatif pemberdayaan perempuan pada masa awal Tupperware mulai berjalan sekitar tahun 1950-an.
Pendekatan yang kemudian menjadi semacam role model dalam pemasaran produk Tupperware, seperti diungkapkan Alison Clarke dalam bukunya bertajuk "Tupperware: The Promise of Plastic 1950's America."Â
Pola penjualan seperti ini terus dipertahankan hingga kini di lebih dari 100 negara di mana produk Tupperware dipasarkan.Â
Namun demikian sehebat apapun sistem, ada saatnya harus direvisi dan diperbaharui dengan inovasi produk dan model bisnis yang lebih segar agar tidak obsolete alias usang, sehingga tidak hancur terhantam perubahan jaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H