Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tupperware di Ujung Jurang Kebangkrutan, Jangan Sedih Ya Bunda

11 April 2023   13:22 Diperbarui: 12 April 2023   09:16 19903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Tupperware. (Foto: Kompas.com/Retia Kartika Dewi)

Tupperware....

Nyaris seluruh perempuan di Indonesia dan mungkin diberbagai negara lain di dunia mengenal rangkaian huruf tadi. 

Ketika mendengar itu, benak kita langsung mengasosiasikan nama tersebut pada sebuah produk plastik berkualitas prima, tahan lama, anti tumpah, dan memiliki model serta kelengkapan yang cukup beragam.

Mengutip ungkapan filsuf Benjamin Parker "With Great Quality, Come Great Price" atau dalam ungkapan sehari-hari biasa disebut "ada harga, ada rupa," Tupperware memang dibanderol lebih mahal dibandingkan produk-produk peralatan plastik lain yang sejenis. 

Makanya jangan heran, karena berharga cukup mahal Tupperware adalah salah satu hal yang bisa membuat emak-emak berang, bahkan hingga mampu mengintimidasi suami dan anaknya, saat mereka kehilangan Tupperware gara-gara keteledoran yang dilakukannya.

Bagi para "bunda", Tupperware serupa barang yang sangat berharga selain mahal, benda plastik yang kebanyakan berupa toples, tempat makan atau dalam bahasa lawas sunda disebut "misting," hingga tempat minum, menjadi benda koleksi yang menunjukan sebuah "keagungan" harga dirinya.

Biasanya, satu lemari didekasikan khusus buat koleksi-koleksi Tupperware mereka, meskipun begitu banyak itemnya, hilang satu saja para ibu akan tahu dan seluruh isi rumah akan kena interogasinya.

Begitu berharganya Tupperware bagi perempuan, sebaliknya perempuan pun ternyata menjadi mahluk paling berharga bagi Tupperware, karena berkat perempuan Tupperware bisa berkembang seperti saat ini, mengutip Forbes Magazine, 99 persen tenaga penjual Tupperware adalah Perempuan.

Bahkan seiring waktu, saking masif promosi dari mulut perempuan ke mulut perempuan lainnya, Tupperware menjadi nama generik untuk setiap produk perabotan "wadah-wadahan" dari plastik, apapun merknya orang menyebutnya tetap saja Tupperware.

ilustrasi Tupperware. (sumber gambar: Economictimes.com)
ilustrasi Tupperware. (sumber gambar: Economictimes.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun