Agenda Kongres Luar Biasa Federasi Sepakbola Indonesia (PSSI) , Kamis (16/02/2023) ini diawali dengan pemilihan ketua umum PSSI. Hasilnya, para pemilik suara menjatuhkan pilihannya kepada Erick Thohir untuk  periode kepemimpinan 2023-2027.
Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, meski calon Ketua Umum PSSI berjumlah 4 kandidat, tapi lawan berat Erick Thohir dalam memperebutkan jabatan PSSI 1 hanyalah Ketua DPD, La Nyalla Matalitti
Erick Thohir berhasil mendapat dukungan dari 64 pemilik hak suara, sementara la Nyalla hanya meraih 22 suara  dari total 88 suara yang diperebutkan milik Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI, Klub di Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, dan 5 Asosiasi sepabola lainnya.
olahraga yang paling banyak melahirkan kontroversi, alih-alih membawa sepakbola Indonesia berprestasi tersebut
Dengan demikian, resmi sudah Erick Thohir menjadi pucuk pimpinan di organisasi
Apakah Erick Thohir bakal sukses mengubah hal tersebut saat dirinya memimpin PSSI?
Mengukur keberhasilan Ketua Umum PSSI sebenarnya tak terlalu sulit, secara garis besar berhulu di tata kelola atau governance, dan bermuara pada prestasi yang ditorehkan oleh tim nasionalnya.
Tata kelola yang dimaksud adalah tentang pengawasan dan pembinaan terhadap klub-klub disemua tingkatan kompetisi, kemudian tata kelola pembinaan usia dini yang dilakukan secara berjenjang, tata kelola kompetisi di semua tingkatan, serta tata kelola Kepengurusan PSSI itu sendiri.
Apabila tata kelola ini dilakukan secara komprehensif, bebas dari berbagai kepentingan, akuntabel dan berintegritas, hasilnya hampir dapat dipastikan akan bermuara pada prestasi positif timnas Indonesia.
Sayangnya yang menjadi masalah di PSSI selama ini justru berada di tata kelola, oleh sebab itu ketika hulunya sudah keruh, maka air yang mengalir ke muara pun menjadi tak bening lagi.
Oleh sebab itu, keberadaan Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI yang dikenal memiliki kapabilitas yang mumpuni dalam mengelola sebuah organisasi mampu membawa tata kelola PSSI membaik.
Sebagai Menteri BUMN ia mampu melakukan konsolidasi tata kelola perusahaan-perusahaan pelat merah dengan sangat baik, reorganisasi dijalankan secara smooth, meritrokasi dalam pemilihan komisaris dan direksi perusahaan BUMN juga lumayan ketat diterapkan.