Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kilas Balik SBN Ritel 2022, dan Prospeknya di Tahun 2023

29 Desember 2022   12:17 Diperbarui: 29 Desember 2022   13:47 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang tahun 2022, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-kemenkeu) telah menerbitkan 7 seri Surat Berharga Negara (SBN) Ritel, yang terdiri dari Sukuk Ritel, ORI, SBR, ST, dan SWR.

Menariknya, seluruh penerbitan SBN Ritel di tahun 2022 tersebut direspon positif oleh masyarakat.

Saya lebih memilih menggunakan kata masyarakat daripada investor, karena sebagian besar dari mereka yang membeli 7 seri SBN Ritel tersebut adalah masyarakat yang baru pertama kali berinvestasi di instrumen keuangan formal yang diterbitkan oleh negara atau perusahaan swasta lainnya.

Hal tersebut ditandai dengan banyaknya pembuatan Single Investor Identification (SID baru saat membeli SBN ritel. 

SID atau kode identitas tunggal ini seperti KTP bagi investor, mau beinvestasi di instrumen keuangan apapun, saham, obligasi korporasi, SBN Ritel atau apapun itu,  SID nya ya hanya 1.

SID ini diterbitkan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) salah satu bagian dari instrumen penyelenggara sistem pasar modal Indonesia atau biasa disebut Self Regulatory Organization (SRO).

Menurut data yang dirilis situs resmi DJPPR-Kemenkeu, total jumlah investor SBN Ritel sepanjang tahun 2022 adalah 186.028 investor. 

Dari jumlah total tersebut, sebanyak 131.194 diantaranya merupakan investor baru yang pertama kali berinvestasi di SBN ritel atau instrumen keuangan lainnya.

Artinya lebih dari 60 persen investor SBN ritel adalah investor yang "masih perawan" dalam berinvestasi.

Jumlah investor baru ini melebihi target Kemenkeu di tahun 2022 yang ditetapkan sebesar 97.000 investor baru.

Fakta ini dapat terjadi lantaran instrumen keuangan khusus bagi investor ritel lokal yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia tersebut memang layak dipercaya karena aman oleh sebab segala mekanismenya dilindungi undang-undang, imbal hasilnya sangat menarik yang pasti dibayarkan, pajaknya rendah, mudah lantaran bisa ditransaksikan secara online, dan hasil dari investasinya digunakan untuk membangun negara.

Selain itu ada peran yang sangat besar dari para pemangku kepentingan yang terlibat dalam penerbitan dan pemasaran SBN ritel  ini terutama DJPPR Kemenkeu dalam mensosialisasikan know how to get this incredible financial instruments.

Jumlah realisasi nilai penjualan SBN ritel sepanjang 2022 sebesar Rp. 107,38 triliun. Dari jumlah tersebut, nilai penjualan dan investor terbesar dicatatkan saat Pemerintah menerbitkan Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR017 yang masa penawarannya antara 19 Agustus -14 September 2022 dengan imbal hasil sebesar 5,9 persen, dengan nilai Rp.26,97 triliun dan 65.362 investor.

Menyusul kemudian, ORI 021 dengan nilai penjualan sebesar Rp. 25,06 triliun dan 56.238 investor.  ORI 021 merupakan SBN ritel pertama yang diterbitkan pemerintah di tahun 2022, masa penawarannya dilangsungkan antara 24 Januari-17 Februari 2022 dengan imbal hasil yang ditawarkan sebesar 4,9 persen.

Lantas, diurutan berikutnya ada SR016 yang masa penawarannya dilaksanakan antara 25 Februari-17 Maret 2022 dengan imbal hasil 4,95 persen, nilai penjualannya Rp. 18,4 triliun dan 44.579 investor.

Berturut-turut kemudian, SBR 011 nilai penjualannya Rp 13,91 triliun dan 47.673 investor. Masa penawaran antara 25 Mei-16 Juni 2022 dengan imbal hasil 5,5 persen.

ORI 022 Masa penawarannya 26 September-20 Oktober 2022, imbal hasilnya 5,95 persen dengan nilai penjualan Rp. 13 triliun dan 39.527 investor.

ST 009, nilai penjualannya Rp. 10 triliun dan 35.397 investor. Instrumen keuangan ini merupakan SBN ritel terakhir yang diterbitkan Pemerintah di tahun 2022, masa penawarannya dibuka mulai 11 November hingga 30 November 2022 dengan imbal hasil 6,15 persen.

Nah, urutan terakhir adalah SWR 003, nilai penjualannya Rp.38,25 milyar dan 688 wakif individu serta wakif institusi.

Untuk yang terakhir ini agak berbeda dengan 6 seri SBN ritel lainnya karena instrumen keuangan ini hasil investasinya akan diberikan untuk wakaf.

Nanti saya akan bahas dalam artikel lain secara lebih detil.

Selain itu, untuk ST 009 nilai penjualannya yang terlihat kecil tak mencerminkan potensi sebenarnya.

Karena di pekan terakhir masa penawaran Pemerintah membatasi pembeliaannya hingga sempat membuat investor berebut jatah untuk memiliki instrumen keuangan syariah tersebut, apalagi kemudian batas akhir penawaran ditutup sebelum jadwal.

Prospek SBN Ritel 2023.

Hingga saat tulisan ini dibuat, belum ada rilis resmi dari pihak DJPPR Kemenkeu selaku pelaksana penerbitan SBN ritel tentang jadwal pasti dan berapa seri SBN ritel yang akan diterbitkan tahun 2023 mendatang.

Yang jelas menurut sejumlah sumber, pola penerbitannya tak akan berbeda dengan tahun 2022

Namun yang sudah terkonfirmasi adalah nilai alokasi penerbitannya akan meningkat menjadi Rp. 130 triliun,angka ini naik 30 persen dibandingkan alokasi tahun 2022.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan, atau biasa di sapa Kang Deni,  alasan peningkatan alokasi tersebut seiring dengan semakin tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di SBN ritel.

Animo yang tinggi dari masyarakat untuk berinvestasi di SBN ritel  ini masih akan terpelihara bahkan sangat mungkin meningkat  di tahun 2023 meskipun di tengah kemungkinan resesi global seperti diprediksi oleh sejumlah pelaku dan pengamat investasi.

Alasanya, lantaran SBN ritel merupakan instrumen investasi yang risikonya nyaris nol bahkan bisa disebut zero risk.

Hal tersebut membuat instrumen investasi ini dianggap cocok sebagai balancing instrumen terhadao portofolio investor yang memiliki profil investasi berisiko tinggi seperti saham.

Bocoran lain dari Kang Deni, untuk tahun 2023 Pemerintah akan mulai menerbitkan SBN ritel pada bulan Januari dengan merilis Seri SBR 012.

Menariknya, akan ada model baru yang akan diterapkan dalam penerbitan SBN ritel tahun depan.

Pemerintah akan menerbitkan seri SBR dengan 2 tenor atau waktu jatuh tempo sekaligus, misalnya SBR dengan tenor 2 tahun akan dikombinasikan dengan penerbitan SBR  dengan tenor lebih dengan memberikan imbal hasil yang lebih maksimal.

Dengan model penerbitan baru ini masyarakat akan memiliki lebih banyak alternatif untuk berinvestasi di SBN ritel.

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi senakin tingginya minat masyarakat yang ingin berinvestasi di SBN ritel.

Nah, agar tak ketinggalan untuk berinvestasi di SBN ritel, ikuti artikel saya tentang investasi di instrumen keuangan yang keren ini, selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun