Karena di pekan terakhir masa penawaran Pemerintah membatasi pembeliaannya hingga sempat membuat investor berebut jatah untuk memiliki instrumen keuangan syariah tersebut, apalagi kemudian batas akhir penawaran ditutup sebelum jadwal.
Prospek SBN Ritel 2023.
Hingga saat tulisan ini dibuat, belum ada rilis resmi dari pihak DJPPR Kemenkeu selaku pelaksana penerbitan SBN ritel tentang jadwal pasti dan berapa seri SBN ritel yang akan diterbitkan tahun 2023 mendatang.
Yang jelas menurut sejumlah sumber, pola penerbitannya tak akan berbeda dengan tahun 2022
Namun yang sudah terkonfirmasi adalah nilai alokasi penerbitannya akan meningkat menjadi Rp. 130 triliun,angka ini naik 30 persen dibandingkan alokasi tahun 2022.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan, atau biasa di sapa Kang Deni, Â alasan peningkatan alokasi tersebut seiring dengan semakin tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di SBN ritel.
Animo yang tinggi dari masyarakat untuk berinvestasi di SBN ritel  ini masih akan terpelihara bahkan sangat mungkin meningkat  di tahun 2023 meskipun di tengah kemungkinan resesi global seperti diprediksi oleh sejumlah pelaku dan pengamat investasi.
Alasanya, lantaran SBN ritel merupakan instrumen investasi yang risikonya nyaris nol bahkan bisa disebut zero risk.
Hal tersebut membuat instrumen investasi ini dianggap cocok sebagai balancing instrumen terhadao portofolio investor yang memiliki profil investasi berisiko tinggi seperti saham.
Bocoran lain dari Kang Deni, untuk tahun 2023 Pemerintah akan mulai menerbitkan SBN ritel pada bulan Januari dengan merilis Seri SBR 012.
Menariknya, akan ada model baru yang akan diterapkan dalam penerbitan SBN ritel tahun depan.
Pemerintah akan menerbitkan seri SBR dengan 2 tenor atau waktu jatuh tempo sekaligus, misalnya SBR dengan tenor 2 tahun akan dikombinasikan dengan penerbitan SBR Â dengan tenor lebih dengan memberikan imbal hasil yang lebih maksimal.