Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Nasib Perempuan Afghanistan di Bawah Rezim Taliban, Memilukan

26 Desember 2022   10:28 Diperbarui: 26 Desember 2022   10:36 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Turki, menolak dan merasa sedih atas larangan baru di Afghanistan tersebur.

"Larangan ini tidak Islami atau humanistik. Kami menolak larangan semacam itu," kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavosoglu seperti dilansir Koran-Jakarta.com.

Negara Islam, Arab Saudi yang dikenal konservatif meski belakangan lebih terbuka, mendesak Taliban untuk membatalkan larangan perempuan untuk bersekolah dan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

"Kementerian Luar Negeri mengutarakan keheranan dan kekecewaan Kerajaan Saudi terhadap keputusan pemerintah Afghanistan yang melarang hak perempuan mengenyam pendidikan di universitas dan menyerukan membatalkan keputusan itu,” demikian pernyataan Kemenlu Arab Saudi melalui akun Twitter resminya.

Menurut Saudi, apa yang dilakukan rezim Taliban tersebut membuat negara-negara Islam heran dan malu. 

Sebenarnya perlakuan buruk rezim Taliban terhadap perempuan itu bukan barang baru, mereka memang sempat menjanjikan akan memberi kesempatan lebih baik bagi perempuan dan anak perempuan untuk memperoleh pendidikan, setahun lalu saat mulai berkuasa lagi di Afghanistan.

Namun itu pun terpaksa dilakukan Taliban karena dunia internasional hanya akan memberikan bantuan apabila Taliban tak memperlakukan perempuan secara semena-mena.

Karena tanpa bantuan organisasi internasional mereka nyaris tak akan bisa hidup. Belakangan masyarakat Internasional paham ternyata berbagai larangan atau aturan bagi perempuan dijadikan alat tawar  oleh rezim Taliban untuk memperoleh bantuan lebih besar.

Secara historis, dunia tahu, Taliban memang kerap memperlakukan perempuan sebagai warga negara kelas bawah dan kekerasan seksual hingga pernikahan paksa si usia yang masih sangat dini saat mereka memerintah pada 1996-2001.

Oleh sebab itu ketika kembali berkuasa setelah Amerika Serikat mundur dari Afghanistan pada 2021, dunia internasional mendesak Taliban untuk memperlakukan perempuan lebih baik.

Mereka saat itu berjanji akan membuka sekolah bagi anak perempuan dan memberi akses bagi mereka untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun