Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengundang Tak Didatangi, Diundang Tak Mendatangi, Balada Jokowi dan Surya Paloh

12 Desember 2022   09:30 Diperbarui: 12 Desember 2022   19:42 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Twitter/@AgusYudhoyono

Pasca pencapresan Anies Baswedan oleh Partai Nasdem, terpampang jelas hubungan antara Presiden Jokowi dengan Surya Paloh sebagai pendiri sekaligus personifikasi Partai Nasdem tak sedang baik-baik saja, bahkan bisa disebut hubungan keduanya sedang berada di titik nadir.

Kedua tokoh politik yang sebelumnya terlihat sangat dekat, kini seolah tengah bertukar jalan. Jokowi ke kiri, sedangkan Surya Paloh berjalan menuju ke kanan.

Terakhir Jokowi dan Surya berada di tempat dan waktu yang sama adalah saat keduanya menghadiri hari ulangtahun Partai Golkar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, akhir Oktober 2022 lalu.Itu pun diimbuhi dengan "insiden ogah peluk Jokowi."

Saat diundang Surya ke perhelatan HUT Nasdem pada 11 November 2022, Jokowi tak menghadirinya dengan alasan pada waktu yang bersamaan ia sedang berada di Kamboja dalam rangka KTT Asean.

Sekedar mengucapkan selamat melalui surat resmi atau tayangan video pun tak dilakukan Jokowi. Padahal selama ini Jokowi tak pernah sekalipun absen menghadiri peringatan HUT Nasdem.

Giliran Jokowi mengundang Surya Paloh untuk menghadiri pernikahan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, Minggu (11/12/22) akhir pekan lalu, Surya Paloh balas tak menghadiri undangan tersebut, dengan alasan sedang berobat di Jerman.

Padahal kita tahu, selama 8 tahun kebersamaan keduanya dalam koalisi pemerintahan, Surya Paloh selalu datang menghadiri undangan Jokowi dalam kegiatan apapun.

Apalagi undangan untuk kegiatan pribadi yang menunjukan kedekatan secara personal antara keduanya, seperti undangan pernikahan ini.

Di luar Surya, tak ada orang yang dianggap dekat dengan Jokowi yang tak menghadiri acara pernikahan Kaesang dan Erina tersebut.

Bahkan Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono yang dikenal kerap bersilang pendapat dengan Jokowi pun datang menghadiri acara yang digelar di Puri Mangkunegaraan Solo itu.

Dari sini semakin jelas lah bahwa hubungan baik antara Jokowi dengan Surya Paloh perlahan tapi pasti terus memudar.

Bukan tidak mungkin dalam beberapa waktu ke depan, pudarnya hubungan baik ini akan dimanifestasikan dengan didepaknya Nasdem dari Koalisi Indonesia Maju.

Dengan penanda, reshuffle menteri-menteri yang berasal dari Partai Nasdem. Andai itu yang terjadi, sangat mungkin akan merugikan mereka, meskipun dalam saat bersamaan bisa juga menjadi keuntungan bagi partai yang mengusung tagline restorasi Indonesia ini.

Berada di luar pemerintahan menjelang Pemilu sebenarnya bukan pilihan yang tepat, karena mereka akan menjauh dari sumber daya yang memungkinkan mereka meraih suara Pemilu 2024.

Namun dalam saat bersamaan, sangat mungkin dimonetasi menjadi sebuah keuntungan bagi mereka dan capres yang diusungnya, Anies Baswedan.

Dengan diksi "didzalami" Nasdem berpeluang mendapat simpati dari masyarakat luas, digoreng sedikit saja arah dan substansinya, Jokowi dan Pemerintahannya beserta partai pendukungnya bakal terlihat seperti monster.

Sedangkan Nasdem dan Anies Baswedan serta partai pendukungnya akan dianggap sebagai korban.

Dan masyarakat Indonesia sangat mencintai dramaturgi politik semacam ini, tentu kita masih ingat saat SBY tiba-tiba melejit karena dianggap "didzalami" Pemerintah Megawati saat ia menjadi salah satu menteri kabinet Megawati.

Atau saat Jokowi begitu banyak diserang, difitnah, dan dikecilkan ketika maju menjadi capres dalam Pemilu 2014, sehingga membuat simpati masyarakat membuncah.

Apakah ini yang akan terjadi?

Saya kira Jokowi tak akan bertindak gegabah secara politis terhadap Nasdem. Dugaan saya, Jokowi akan tetap membiarkan Nasdem berada dalam Koalisi Indonesia Maju, dan para menteri yang berasal dari partai yang didirikan Surya Paloh itu, tetap akan duduk di jajaran kabinet.

Tetapi tak akan terlalu diopeni, alias dicuekin saja. Jokowi akan menjaga jarak yang cukup untuk tidak terlalu dekat tetapi juga tidak terlalu jauh.

Namun demikian, semuanya masih sangat cair segala kemungkinan dapat terjadi, termasuk "reunifikasi" atau sama sekali menjauh alias keluar dari koalisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun