Akhir pekan lalu, aparat keamanan Iran menangkap setelah memeriksa dua aktor terkemuka Iran Hengameh Ghaziani dan Katayoun Riahi yang menyatakan simpatinya dan menyuarakan solidaritas terhadap gerakan protes dan melepas jilbab di muka umum.
Selain dua aktor tersebut, meski belum ditangkap Ali Kharimi mantan pelatih Timnas Iran juga dikabarkan tengah dalam pengawasan ketat setelah menyatakan dukungannya kepada demonstran dan menyerukan agar rakyat Iran ikut turn ke jalan untuk melakukan protes.
Besar kemungkinan, skuad Iran yang berlaga melawan Inggris dalam pertandingan malam tadi akan merasakan dampaknya saat mereka kembali ke Iran.
Namun demikian, Pelatih Iran Carlos Queieoz asal Portugal mengatakan para pemainnya bebas melakukan protes.
Kapten Timnas Iran Ehsan Hajsafi dalam ssbuah wawancara sebelum pertandingan tersebut mengatakan bahwa dirinya berdiri di samoing korban tewas akibat kekerasan aparat kemanan Iran saat demosntrasi seraya mengungkap rasa duka citanya yang mendalam.
Sepakbola karena magnitude nya besar lantaran memiliki penggemar yang sangat banyak dan fanatik kerap dijadikan alat politik kelompok tertentu.
Bukan kali ini saja sepakbola dijadikan alat komunikasi politik dan medium dalam menyampaikan ekspresi atau jargon politik tertentu.
Termasuk di dalamnya saat FIFA menyerukan inklusivitas kelompok LGBTQ, yang manifestasikan dengan  ban kapten berwarna pelanginya. Kita tahu warna pelangi diidentikan dengan LGBTQ.Â
Selain itu isu rasisme atau dukungan terhadap isu pemanasan global kerap dikomunikasikan sscara politik lewat olahraga yang digemari oleh lebih 3 milyar manusia di kolong langit ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H