Alhasil karena demand-nya tinggi dan supply nya rendah, tarif akomodasi bakal meroket, tak terjangkau lagi oleh sebagian besar supporter.
Terakhir dan mungkin ini lah yang menurut saya paling memengaruhi rendahnya antusiasme masyarakat dunia terhadap perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar, karena belakangan dunia terlalu banyak dibanjiri konten-konten sepakbola yang dengan mudah dapat diakses masyarakat lewat berbagai platform, mulai dari TV, Â Laptop bahkan lewat smartphone dimanapun.
Masyarakat akhirnya menjadi sudah terbiasa dengan sebuah pertandingan sepakbola kelas dunia yang melibatkan negara-negara yang terkenal hebat di dunia sepakbola.
Alhasil, Piala Dunia Qatar 2022 ini  dianggap biasa saja, makanya kemudian euforianya tak begitu terasa.
Berbeda dengan jaman sebelum teknologi digital merajalela, tahun 90an misalnya pertandingan sepakbola antar negara itu sangat jarang disiarkan secara luas kecuali untuk Piala Dunia dan Piala Eropa.
Oleh sebab itu, ketika pergelaran Piala Dunia dilaksanakan, masyarakat dan penggemar bola dunia sangat antusias menyambutnya.
Mereka rela meninggalkan aktivitas regulernya untuk menyaksikan setiap pertandingan  dalam event Piala Dunia yang ditayangkan.
Lebih jauh lagi setiap pertandingan besar akan selalu menjadi pembicaraan setiap harinya, bahkan oleh mereka yang sebenarnya dikehidupan sehari-harinya tak begitu menyukai sepakbola.
So Anyway... pada waktunya nanti saat kick off dilakukan harapannya euforio Piala Dunia Qatar 2022 akan semakin meningkatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H