"Jabatan Panglima seperti disebut pada (ayat) 3, dapat dijabat secara bergantian oleh Perwira Tinggi aktif di tiap-tiap Angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan"
Dengan demikian, ada 3 prajurit yang  berpeluang menduduki jabatan Panglima TNI, pengganti Andika, yakni  KSAD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KSAL, Laksamana TNI Yudo Margono, dan KSAU, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Apabila mengacu pada kalimat "dapat dijabat secara bergantian oleh Perwira Tinggi aktif di tiap-tiap Angkatan" seperti tertulis dalam pasal tersebut dan dilihat dari urutannya saat ini, yang paling berpeluang menjadi pengganti Jenderal Andika sebagai Panglima TNI adalah Laksamana TNI Yudo Margono.
Lantaran, dalam urutan seharusnya memang jatah TNI Angkatan Laut, setelah sebelumnya di masa Pemerintahan Jokowi, Â Panglima TNI di jabat dari matra Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan matra Darat Jenderal TNI Andika Perkasa.
Selain itu, sepanjang Jokowi menjadi Presiden belum pernah ada Panglima TNI dari matra Laut. Oleh sebab itu pantas kiranya apabila Laksamana TNI Yudo Margono menjadi Panglima TNI kali ini.
Lebih jauh lagi, menurut sejumlah sumber referensi yang saya dapatkan, Yudo Margono memiliki rekam jejak yang cukup baik sebagai calon Panglima TNI.
Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut pada 1998. Pria kelahiran Madiun 26 November 1965 ini, kemudian melanjutkan pendidikan militernya ke Sekolah Staf Komando AL dan lulus tahun 2003.
Lantas pada tahun 2011 ia lulus dari Sekolah Staf Komanda Tentara Nasional Indonesia. Tidak hanya di militer, Yudo juga sempat mengenyam pendidikan sipil.
Ia merupakan lulusan S-1 Â Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Khrisna Dwipayana pada 2013, setahun berselang Yudo juga berhasil Progran Pendidikan Reguler Lembaga Ketahanan Nasional(Lemhanas).
Selanjutnya, ia pun menamatkan S-2 pada 2015 di perguruan tinggi yang sama saat ia memperoleh gelar sarjana.
Karir militer Yudo pun terbilang cukup moncer, pada 2004-2008 ia memegang jabatan sebagai Komandan Pangkalan AL di Tual, di Soronh dengan jabatan yang sama pada 2008-2010.