Apabila merujuk pada Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia {TNI}, Panglima TNI saat ini Jenderal TNI Andika Perkasa dalam 50 hari ke depan akan memasuki usia pensiun.
Andika yang lahir pada 21 Desember 1964, akan genap berusia 58 pada tanggal tersebut, usia bagi anggota TNI memasuki masa pensiun. Artinya sejak saat itu ia tidak bisa lagi menduduki jabatan aktif TNI, kecuali ada usulan perpanjangan masa jabatan Panglima TNI yang dikeluarkan oleh presiden dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat {DPR}.
Mengapa isu perpanjangan masa jabatan Panglima TNI ini belakangan ramai diperbincangkan, karena meski waktu pegantian Panglima TNI sudah dekat, belum terlihat ada tanda-tanda yang menunjukan proses pergantian tersebut akan dilakukan.
Biasanya, dalam proses pergantian panglima TNI ada nama yang diusulkan oleh Presiden untuk kemudian diajukan kepada DPR, dan selanjutnya diuji kelayakan dan kepatutannya oleh DPR sebelum dipilih dan dilantik oleh presiden.
Perpanjangan masa jabatan Panglima TNI, terakhir dilakukan pada 2006. Saat itu Jenderal TNI Endriartono Sutarto yang menjabat Panglima TNI di masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono {SBY} diperpanjang selama satu tahun hingga Jenderal TNI Sutarto berusia 59 tahun.
Dalam konteks saat ini, sejumlah pengamat militer menyebutkan perpanjangan masa jabatan Jenderal TNI Andika sepertinya tak akan diusulkan presiden, mengingat tidak ada urgensi dan argumentasi yang kuat untuk itu toh kondisi keamanan Indonesia saat ini cukup kondusif, normal, dan damai.
Selain itu, perpanjangan masa pensiun Panglima TNI juga akan menghambat proses regenerasi dan reorganisasi dalam tubuh institusi militer di Indonesia.
Meskipun, andai Presiden Jokowi menganggap itu perlu ya sah-sah saja, seperti halnya menunjuk dan mengganti Panglima TNI merupakan hak prerogatif Presiden sebagai Panglima tertinggi militer di Negeri ini.
Apabila, Presiden memutuskan tak memperpanjang usia pensiun  Jenderal TNI Andika Perkasa, kira-kira siapakah prajurit yang akan mengemban amanah sebagai Panglima TNI?
Terkait penggantian Panglima TNI, basis keputusannya kembali merujuk pada UU 34/2004 tentang TNI, bahwa calon Panglima TNI harus berasal dari salah satu Kepala Staf di 3 matra TNI, KSAD, KSAL, atau KSAU.
Nah, jika mengacu pada Pasal 13 ayat 5 UU TNI yang berbunyi
 "Jabatan Panglima seperti disebut pada (ayat) 3, dapat dijabat secara bergantian oleh Perwira Tinggi aktif di tiap-tiap Angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan"
Dengan demikian, ada 3 prajurit yang  berpeluang menduduki jabatan Panglima TNI, pengganti Andika, yakni  KSAD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KSAL, Laksamana TNI Yudo Margono, dan KSAU, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Apabila mengacu pada kalimat "dapat dijabat secara bergantian oleh Perwira Tinggi aktif di tiap-tiap Angkatan" seperti tertulis dalam pasal tersebut dan dilihat dari urutannya saat ini, yang paling berpeluang menjadi pengganti Jenderal Andika sebagai Panglima TNI adalah Laksamana TNI Yudo Margono.
Lantaran, dalam urutan seharusnya memang jatah TNI Angkatan Laut, setelah sebelumnya di masa Pemerintahan Jokowi, Â Panglima TNI di jabat dari matra Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan matra Darat Jenderal TNI Andika Perkasa.
Selain itu, sepanjang Jokowi menjadi Presiden belum pernah ada Panglima TNI dari matra Laut. Oleh sebab itu pantas kiranya apabila Laksamana TNI Yudo Margono menjadi Panglima TNI kali ini.
Lebih jauh lagi, menurut sejumlah sumber referensi yang saya dapatkan, Yudo Margono memiliki rekam jejak yang cukup baik sebagai calon Panglima TNI.
Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut pada 1998. Pria kelahiran Madiun 26 November 1965 ini, kemudian melanjutkan pendidikan militernya ke Sekolah Staf Komando AL dan lulus tahun 2003.
Lantas pada tahun 2011 ia lulus dari Sekolah Staf Komanda Tentara Nasional Indonesia. Tidak hanya di militer, Yudo juga sempat mengenyam pendidikan sipil.
Ia merupakan lulusan S-1 Â Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Khrisna Dwipayana pada 2013, setahun berselang Yudo juga berhasil Progran Pendidikan Reguler Lembaga Ketahanan Nasional(Lemhanas).
Selanjutnya, ia pun menamatkan S-2 pada 2015 di perguruan tinggi yang sama saat ia memperoleh gelar sarjana.
Karir militer Yudo pun terbilang cukup moncer, pada 2004-2008 ia memegang jabatan sebagai Komandan Pangkalan AL di Tual, di Soronh dengan jabatan yang sama pada 2008-2010.
Prospek karir militer Yudo semakin menggeliat setelah ia naik kelas menjadi Komanda Pangkalan Utama AL di Belawan Medan dan Kepala Staf Komando Armada RI Wilayar Barat pada  2016-2017.
Sejak saat itu jabatan-jabatan strategis di lingkungan TNI ia duduki, seperti Panglima Komando Lintas Laut Militer pada 2017-2018, Panglima Armada Barat pada 2018, Panglima Armada I Â 2018-2019.
Dan sebelum menjabata sebagai KSAL mulai tahun 2020 hingga sekarang, ia sempat menjadi Panglima Komando Gabungan Wilayah pertahanan I pada 2019-2020.
Meskipun demikian, belum pasti juga Yudo akan ditunjuk sebagai Panglima TNI karena untuk hal tersebut hak prerogatif-nya ada di tangan Jokowi selaku Presiden, pemimpin tertinggi militer di Republik ini.
Bisa jadi, Jenderal TNI Dudung akan mengemban tugas itu seperti yang belakangan santer terdengar.
Presiden tentunya berhitung benar untuk posisi sangat strategis seperti Panglima TNI terutana dari aspek politik, ekonomi, sosial, Â dan potensi ancaman keamanan pada 2 tahun mendatang, mengingat ancaman resesi ekonomiyang bisa saja berpotensi mengganggu keamanan negara dan tahun politik 2024.
Jika Yudo Margono dipercaya menjadi Panglima TNI, maka ia akan menduduki jabatan tersebut hanya sekitar 11 bulan saja, karena pada akhir tahun 2023 ia memasuki masa pensiun, sama seperti yang terjadi pada Jenderal TNI Andika Perkasa.
Artinya akan ada pergantian Panglima TNI lagi di akhir tahun depan yang merupakan masa-masa injury time pemerintahan Jokowi dengan tantangan menghadapi Pemilu 2023 dengan segala potensi keamananannya.
Nah mungkin hal ini juga yang sedang ditimbang-timbang oleh Jokowi, makanya meskipun waktu pergantian Panglima TNI sudah dekat tapi terkesan "diem-diem bae".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI