Mengutip Artikel Moh Ma'arufin Sudibyo dengan judul "Desak-desakan dan Tekanannya, Tinjauan Fisika."Â
Pada suatu kerumunan, setiap individu yang berada di dalamnya bisa dianalogikan sebagai sebuah molekul. Manakala kerumunan itu bergerak ke satu arah dengan kecepatan tertentu maka kerumunan dapat diibaratkan sebagai gas yang sedang mengisi ruang-ruang kosong.
Dalam kerumunan model ini, setiap individu tetap dapat bergerak bebas sesuai keinginannya, sepanjang kerapatan kerumunannya terbatas atau 2 orang per meter persegi [M2].
Namun hal tersebut akan menjadi berbeda, ketika kerapatan kerumunan meningkat menjadi 5 orang per m2.Â
Dalam kondisi ini, tiap "molekul" tadi sudah saling bersentuhan, sehingga gerak masing-masing orang menjadi sangat terbatas.
Apabla kemudian kerapatan kerumunan massa terus mengalami peningkatan menjadi 7 orang per m2 misalnya, kerumunan tersebut sudah menyerupai fluida atau benda cair.
Nah, pada titik ini arah dan laju gerak kerumunan sudah menyerupai fluida, pergerakannya akan sepenuhnya dikendalikan perilaku kawanan. Tidak ada lagi gerak bebas bagi orang per orang yang berada di dalamnya.
Pada situasi dan kondisi tersebut,  bahaya besar serupa katastropi mulai mengintai, Jika kemudian rasa panik timbul, maka kerapatan kerumunan akan semakin tinggi dan pergerakannya menjadi sangat sporadis.  Sehingga hampir pasti  memunculkan gerakan turbulen.
Tekanan antar "molekul" meningkat, yang dimanifestasikan dengan desak-desakan hebat, lazimnya akan berujung pada satu kejadian yang di sebut human crush.
Tekanan horizontal saat human crush itu terjadi, jika diukur dalam teori ilmu fisika bisa mencapai lebih dari 20 ribu ton/meter. dengan tekanan sekuat ini, paru-paru setiap manusia yang terjebak di dalam kerumunan itu tak akan bisa lagi mengembang untuk melakukan aktivitas bernafas.
Alhasil suplai oksigen ke dalam tubuh menjadi berkurang yang bisa berakibat fatal pada sebagian besar organ tubuh vital termasuk jantung dan otak.Â