kerumunan massa dalam jumlah sangat besar yang tak terkendali alias Stampede atau human crash kembali memakan korban jiwa hingga ratusan orang.
Peristiwa desak-desakan fatal yang berawal dariKali ini tragedi kemanusian akibat stampede terjadi pada perayaan Hallowen  Sabtu {29/10/22} malam di Itaewon salah satu distrik di Seoul, Ibukota Korea Selatan.
Hingga tulisan ini dibuat pada Minggu {30/10/22} siang, korban jiwa Tragedi Hallowen Itaewon mencapai 151 orang yang terdiri dari 97 perempuan dan 54 pria, sedangkan korban luka-luka, lebih dari 82 orang.
Mereka yang meninggal dunia hampir semuanya berusia diawal 20-an, rata-rata karena sesak nafas dan gagal jantung yang disebabkan oleh tumbukan keras antar manusia atau human crush.
Melansir Korean Times, mengutip pernyataan dari Kepala Wilayah Dinas Pemadam Kebakaran Kota Seoul Choi Seung-beom, terdapat 15 warga negara asing yang menjadi korban meninggal dunia dalam salah satu tragedi stampede paling mematikan di Korea Selatan ini.
Warga Negara Asing yang tercatat menjadi korban meninggal dunia diantaranya berasal dari China, Iran, Uzbekistan, dan Norwegia. Hingga kini menurut laporan dari KBRI Seoul seperti dilansir sejumlah media nasional, tak ada satu pun korban jiwa yang berasal dari Indonesia.
Menurut catatan otoritas setempat tak kurang dari  100 ribu orang yang hadir dalam perayaan Hallowen malam itu . Peristiwa mengerikan tersebut terjadi di sebuah jalan kecil menurun yang merupakan bagian dari wilayah yang terkenal dengan kehidupan malamnya tersebut.
Para saksi mata yang berada di tempat kejadian menuturkan, kejadian tersebut berlangsung sangat cepat setelah berbagai kelompok besar massa mamasuki jalan kecil yang lebarnya hanya sekitar 4 meter secara bersamaan.
"Orang-orang terus saling dorong tak terkendali untuk memasuki sebuah Club yang terletak di jalanan menurun di wilayah tersebut. Hal itu mengakibatkan orang yang berada disekitarnya saling berteriak sehingga menimbulkan kepanikan dan mereka tiba-tiba berjatuhan seperti kartu domino" ujar salah satu saksi seperti dilansir Korean Times.
Saksi lain menyebutkan, tumbukan manusia yang begitu masif ditambah dorongan yang hebat tanpa menyadari bahwa orang-orang disekitarnya berjatuhan merupakan awal tragedi itu terjadi.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol langsung memberikan pernyataan pada malam setelah kejadian, ia menyebutkan bahwa peristiwa tersebut sebagai tragedi atau bencana yang tak perlu terjadi.