Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"Rebutan Tempat Duduk" di KRL, Perkara Klasik Penuh Romantika

27 Oktober 2022   10:17 Diperbarui: 27 Oktober 2022   13:46 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artinya seseorang yang berusia di bawah 60 tahun tak bisa dikategorikan sebagai lansia. Jadi mereka di bawah usia tersebut tak layak mendapat prioritas untuk mendapatkan tempat duduk di KRL.

Lantaran pada dasarnya, untuk urusan tempat duduk di KRL siapa cepat dia yang dapat. Penumpang di stasiun pemberangkatan awal seperti Bogor, Bekasi, Cikarang, Stasiun Kota atau stasiun awal lainnya mendapatkan keuntungan karenanya, terutama di jam-jam sibuk.

Kendati demikian, meski tanpa harus memerhatikan skala prioritas terkadang banyak juga penumpang, terutama laki-laki mempersilahkan perempuan untuk menempati tempat duduknya.

Namun, hal itu bukan berarti menjadi sebuah kewajiban, masalah ini juga kerap menjadi perdebatan.

Beberapa perempuan menganggap memberikan tempat duduk pada mereka wajib dengan alasan etika. Hal yang membuat saya heran sebenarnya, karena seolah membuatnya menjadi seperti kewajiban.

Masalah lain terkait tempat duduk di KRL shuttle ini adalah "Joki tas" yang belakangan ramai di media sosial terjadi di KRL Jogja-Solo dan Lamongan-Surabaya.

Jadi seorang penumpang yang naik lebih awal menandai satu atau beberapa kursi di sebelahnnya untuk temannya yang naik belakangan.

Ketika ada penumpang lain berniat menempatinya si Joki Tas tadi akan berujar "maaf sudah ada yang nempatin"

Menyikapi kejadian seperti ini PT KCI tak bisa melakukan apapun termasuk melarang terjadinya Joki Tas tadi karena tak ada aturannya.

Mereka hanya bisa mengimbau dan mensosialisasikan bahwa hal tersebut tak patut dilakukan, itu saja.

Nah, dalam hal menggunakan public transport atau transportasi umum yang bersifat massal seperti KRL, atau angkutan umum berbasis aspal sebenarnya yang paling penting memang etika dalam bersikap dan bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun