Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,44 Persen Itu Keren, Syukuri Bukan Dinyinyiri

9 Agustus 2022   11:43 Diperbarui: 11 Agustus 2022   23:31 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa demikian, biasanya dengan rendahnya angka pengangguran maka posisi tawar pencari kerja menjadi naik, maka upah yang diberikan oleh pemberi kerja akan menjadi tinggi, hal tersebut membuat uang beredar bertambah banyak dan pada akhirnya mendorong harga kebutuhan naik sehingga pada akhirnya memicu kenaikan angka inflasi.

Nah, dengan melambatnya ekonomi AS seperti diungkapkan oleh ekonom senior dan mantan Menteri Keuangan di era Susilo bambang Yudhoyono, M.Chatib Basri, seperti yang ia cuitkan lewat akun Twitternya @chatibbasri.

Maka ekspor ke AS akan turun, karena AS adalah kekuatan ekonomi paling utama dunia, ekonomi global pun pergerakannya akan ikut melambat. Permintaan energi dan komoditas bakal turun, dan ekspor Indonesia pun akan terkena dampaknya.

Jika perlambatan ekonomi global termasuk ekonomi China terjadi, maka Indonesia harus siap mengantisipasi penurunan ekspor, dengan porsi pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hampir 40 persen akan berat bagi Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi seperti saat ini.

Dengan asumsi penurunan ekspor, maka titik berat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ada pada sumber pertumbuhan domestik, utamanya ekonomi rumah tangga.

Dengan posisi seperti ini menurut Chatib, ekonomi Indonesia mungkin akan menghadapi kontraksi fiskal dan moneter. Sehingga dibutuhkan bauran kebijakan yang komprehensif dan kolaboratif agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tak terjegal, dan terjun bebas.

Tak mudah memang, berselancar ditengah ombak yang tinggi dan penuh ketidakpastian arahnya tersebut, oleh sebab itu dibutuhkan kerja keras dari tim ekonomi pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat.

Menyiyiri apapun kebijakan ekonomi pemerintah tak akan berdampak apapun, selain membuat kegaduhan di media sosial saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun