Nah, jika harus dikurangi dengan beban bunga tabungan yang sebesar 20 persen, maka cara menghitungnya adalah 0,70 persen dikali dengan 20 persen, hasilnya 0,0014.Â
Selanjutnya, bunga 0,70 persen dikurangi dengan 0,0014 tersebut, dan menghasilkan 0,0056 atau 0,56 persen. Kemudian hitungan akhir adalah 1 dibagi 0,56 persen, hasilnya 178,57 dikalikan Rp.168.000, menghasilkan Rp29,9 juta.
Dengan demikian, jika jumlah saldo di rekening yang kita miliki di bawah angka Rp.30 juta, maka dapat dipastikan jumlah tabungan kita akan tergerus oleh biaya administrasi bank.
Fakta ini menunjukan bahwa jika tujuan kita menabung hanya untuk mendapatkan bunga, tujuan tersebut jelas tidak terpenuhi, bukan untung malah buntung.
Apalagi jika kemudian memasukan angka inflasi ke dalam hitung-hitungan tersebut, tambah buntung lagi.Â
Mungkin secara nominal jumlahnya tak berkurang tapi nilai uang tersebut terhadap barang menjadi jauh berkurang.
Jika masyarakat memiliki tujuan menabung untuk mendapatkan bunga atau imbal hasil, lebih baik memilih produk yang di desain untuk berinvestasi, seperti Surat Berharga Negara Ritel misalnya yang keamanannya setara dengan menyimpan uang di bank, tetapi imbal hasilnya jauh lebih tinggi dibanding menabung di bank, dan dijamin tak akan tergerus biaya administrasi.
Namun demikian, menurut beberapa sumber referensi yang saya dapatkan, saat ini tujuan masyarakat menyimpan uangnya di bank dengan menggunakan produk perbankan berjenis tabungan, bukan karena ingin mendapatkan bunga, tetapi lebih pada keamanan, cash management, dan kepraktisan dalam bertransaksi saja.
Bahkan ada di antara para nasabah sejak awal sudah paham bahwa tabungan mereka akan berkurang karena harus membayar biaya administrasi yang ditetapkan bank yang bersangkutan.
Pihak bank sendiri beralasan, biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah merupakan biaya pengelolaan rekening. Biaya ini dalam rangka keamanan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi.
Biasanya, besaran biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah tergantung tipe produknya, semakin sederhana fitur layanannya semakin murah biaya administrasinya. Begitu pun sebaliknya semakin canggih fiturnya maka semakin mahal pula biaya administrasinya.