Begitu pun dengan China yang perekonomiannya berpotensi terkena resesi sebesar 20 persen, Jepang 25 persen.
Negara-negara ASEAN seperti Malaysia potensi resesinya 13 persen, Vietnam dan Thalland 10 persen serta Filipina 8 persen.
Seluruh negara itu, potensi resesinya di atas Indonesia, hanya India yang sama sekali tak berisiko, potensinya 0 persen.
Meskipun  berpotensi sangat rendah terkena resesi atau bisa dikategorikan aman, Sri Mulyani sebagai Menkeu kemudian memberi pernyataan bahwa Indonesia tetap harus waspada.
"Indikator neraca pembayaran kita, Â APBN kita, ketahanan GDP kita, dan juga dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga serta monetary policy kita relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risikonya 3 persen dibandingkan dengan negara lain yang potensi mengalami resesi jauh di atas 70 persen, di atas kita. Namun, kita tidak terlena kita tetap harus waspada"
Tak ada yang salah dengan pernyataan SMI ini, Indonesia memang harus tetap waspada meski risiko terkena resesi sangat kecil.
Mengapa harus waspada?
Karena memang situasi ekonomi global tidak sedang baik-baik saja,  prospek ekonomi  global kian gelap menurut International Monetary Fund (IMF)
Kondisi itu bisa terjadi karena pandemi Covid-19 ditambah situasi geopolitik dunia yang tak menentu akibat perang Rusia-Ukraina yang berimbas pada suplai komoditas utama dunia pangan dan energi.
Namun oleh mereka dipelintir dengan hanya mengambil 4 kata terakhirnya saja "Kita tetap harus Waspada" Yang disambungkan dengan frasa hasil fabrikasi mereka, seolah-olah Indonesia dalam kondisi kritis, tinggal sepelemparan batu menuju resesi.
Sebenarnya, apa sih resesi ekonomi itu?