ekonomi, seperti yang terjadi di Srilanka.
Saya masih heran ada pihak yang belakangan terus menerus berharap Indonesia jatuh ke dalam jurang kebangkrutanMeskipun saya tahu juga "harapan-harapan" yang mereka narasikan di media sosial tersebut tak lebih dari upaya mereka untuk memprovokasi masyarakat agar tak memercayai pemerintah, yang pada akhirnya membuat rakyat bergerak menurunkan Presiden Jokowi.
Mereka mungkin terinspirasi dari kondisi Presiden Srilanka Gotabaya Rajapaksa yang terpaksa harus mundur dari jabatannya dan lari ke Singapura, karena negerinya bangkrut yang berawal dari resesi ekonomi berkepanjangan di negerinya.
Untuk membandingkan kondisi Indonesia dan Srilanka pernah saya tulis dalam artikel ini.
Nah, setelah banyak pihak lain membeberkan fakta dengan data yang valid di sertai opini kredibel dari berbagai  lembaga keuangan global bahwa kondisi perekonomian Indonesia jauh lebih baik dibandingkan Srilanka sehingga sangat kecil kemungkinan bernasib serupa  dengan salah satu negera di Asia Selatan tersebut.
Mereka, pihak yang berseberangan dengan pemerintah mencoba diksi lain, tetapi intinya tetap ingin menggiring opini masyarakat bahwa ekonomi Indonesia di ambang kehancuran karena salah urus Pemerintahan saat ini.
Mereka mencoba membolak-balikan pernyataan para pejabat pemerintah Indonesia, salah satunya memelintir pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi cenderung hoaks, untuk memperkuat framing mereka, bahwa ekonomi Indonesia dalam kondisi kritis mendekati kondisi ekonomi Srilanka yang berantakan.
Menurut berbagai sumber bacaan yang saya himpun dari media konvensional dan media sosial, salah satu yang mereka pelintir adalah pernyataan Menkeu SMI, saat menjawab pertanyaan wartawan terkait hasil survey media bisnis Bloomberg yang menempatkan Indonesia menjadi salah satu negara yang berisiko mengalami resesi.
Mereka mengabaikan fakta survey yang menyatakan bahwa risiko resesi hanya 3 persen saja.Â
Tiga persen, itu artinya hampir tidak berisiko.
Sementara banyak negara lain yang di survey oleh Bloomberg, potensinya jauh lebih tinggi, Amerika Serikat yang perekonomiannya dianggap sangat kuat saja, potensi terpapar resesinya 50 persen.