Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Waspadai Provokasi "Indonesia Resesi dan Bangkrut," Menjual "Rakyat" Untuk Syahwat Politik

17 Juli 2022   14:59 Diperbarui: 17 Juli 2022   15:12 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya masih heran ada pihak yang belakangan terus menerus berharap Indonesia jatuh ke dalam jurang kebangkrutan ekonomi, seperti yang terjadi di Srilanka.

Meskipun saya tahu juga "harapan-harapan" yang mereka narasikan di media sosial tersebut tak lebih dari upaya mereka untuk memprovokasi masyarakat agar tak memercayai pemerintah, yang pada akhirnya membuat rakyat bergerak menurunkan Presiden Jokowi.

Mereka mungkin terinspirasi dari kondisi Presiden Srilanka Gotabaya Rajapaksa yang terpaksa harus mundur dari jabatannya dan lari ke Singapura, karena negerinya bangkrut yang berawal dari resesi ekonomi berkepanjangan di negerinya.

Untuk membandingkan kondisi Indonesia dan Srilanka pernah saya tulis dalam artikel ini.

Nah, setelah banyak pihak lain membeberkan fakta dengan data yang valid di sertai opini kredibel dari berbagai  lembaga keuangan global bahwa kondisi perekonomian Indonesia jauh lebih baik dibandingkan Srilanka sehingga sangat kecil kemungkinan bernasib serupa  dengan salah satu negera di Asia Selatan tersebut.

Mereka, pihak yang berseberangan dengan pemerintah mencoba diksi lain, tetapi intinya tetap ingin menggiring opini masyarakat bahwa ekonomi Indonesia di ambang kehancuran karena salah urus Pemerintahan saat ini.

Mereka mencoba membolak-balikan pernyataan para pejabat pemerintah Indonesia, salah satunya memelintir pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi cenderung hoaks, untuk memperkuat framing mereka, bahwa ekonomi Indonesia dalam kondisi kritis mendekati kondisi ekonomi Srilanka yang berantakan.

Menurut berbagai sumber bacaan yang saya himpun dari media konvensional dan media sosial, salah satu yang mereka pelintir adalah pernyataan Menkeu SMI, saat menjawab pertanyaan wartawan terkait hasil survey media bisnis Bloomberg yang menempatkan Indonesia menjadi salah satu negara yang berisiko mengalami resesi.

Mereka mengabaikan fakta survey yang menyatakan bahwa risiko resesi hanya 3 persen saja. 

Tiga persen, itu artinya hampir tidak berisiko.

Sementara banyak negara lain yang di survey oleh Bloomberg, potensinya jauh lebih tinggi, Amerika Serikat yang perekonomiannya dianggap sangat kuat saja, potensi terpapar resesinya 50 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun