Agar bisa mendapatkan  bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar, masyarakat mulai tanggal 1 Juli 2022 harus terdaftar dalam aplikasi MyPertamina.
Caranya, masyarakat dapat mengakses situs subsiditepat.mypertamina.id,  silahkan simak infografis di bawah ini untuk mengetahui tata cara pendaftarannya, seperti  yang saya kutip dari media sosial resmi milik Pertamina @Pertamina.
Artinya, masyarakat diharuskan untuk menggunakan aplikasi MyPertamina yang ada di dalam perangkat telepon seluler miliknya pada saat akan membeli pertalite atau solar di SPBU.
Padahal kita tahu juga, bahwa menggunakan ponsel di SPBU itu dilarang keras, lantaran dapat memantik api yang kemudian dapat memicu ledakan dari dispenser pengisian bahan bakar.
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Seperti dilansir situs Science ABC, dibalik penampang luarnya yang tipis, di dalam ponsel terdapat banyak sekali komponen elektronik berukuran mikro yang membantu penggunanya untuk terhubung dengan menara jaringan secara wireless.
Nah, komunikasi dua arah antara menara dan perangkat ponsel tersebut, terjadi melalui gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik yang tak kasat mata tersebut, terus berpacu secara ulang alik antara perangkat ponsel dengan menara jaringan dalam kerapatan waktu yang sangat pendek.
Volume energi yang dikeluarkan oleh aktivitas gelombang elektromagnetik ini diperkirakan sekitar 1,24 Megaelektron-Volt hingga 1,24 Petaelektron -Volt.
Radiasi elektromagnetik yang penuh energi itu lah yang dianggap dapat memantik percikan api, dan uap bahan bakar yang keluar pada saat pengisian dari nozzle ke tanki bensin kendaraan sangat mudah terbakar.
Jika hal itu terjadi percikan api tersebut akan memicu ledakan yang bukan hanya dapat menimbulkan kerusakan masif pada pom bensin dan benda apapun yang ada disekitarnya, juga sangat berpotensi mengancam kesalamatan jiwa manusia.
Untuk itu lah, maka penggunaan ponsel dilarang keras di pom bensin.
Meskipun pada kenyataanya, seperti penelitian yang dilakukan di sejumlah SPBU di seluruh dunia selama 11 tahun antara tahun 1996 hingga 2005 tak ada satu pun ledakan di pom bensin yang dipicu oleh penggunaan ponsel.
Namun, patut diingat saat itu ponsel yang dipergunakan belum secanggih saat ini, bisa jadi radiasi gelombang elektromagnetik  yang ditimbulkan oleh ponsel generasi baru lebih besar, sehingga benar-benar menjadi pemicu ledakan di SPBU.
Hal tersebut, ditegaskan oleh pihak Pertamina, pada tahun 2019, bahwa benda-benda elektronik seperti ponsel, Ipad , atau tablet dan sejenisnya tak di desain untuk dipergunakan di tempat-tempat berbahaya seperti SPBU.
Karena, panggilan masuk atau keluar  serta kilatan flash dari kamera ponsel berpotensi menimbulkan loncatan arus listrik, yang dapat memantik percikan api yang berujung ledakan di pom bensin.
Apabila faktanya memang demikian, bagaimana pula dengan penggunaan ponsel oleh masyarakat di SPBU untuk kepentingan mengakses aplikasi MyPertamina.
Bukankah itu berbahaya karena bisa saja menimbulkan ledakan?
Ternyata hal itu tak perlu terlalu dikhawatirkan sepanjang para pihak memperhatikan panduanyang dirilis Pertamina, seperti yang terlihat dalam infografis yang saya nukil dari media sosial resmi milik @pertamina.
Namun demikian, tetap saja kewaspadaan harus tetap diterapkan, karena ada kemungkinan human error dalam pelaksanaannya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI