"Kita mengimbau politisi yang surveinya enggak terlalu ngangkat enggak usah terlalu ngotot (maju pada Pilpres)" ujarnya.
Ketika pernyataan Yenny yang disampaikan dalam sebuah kegiatan di Kampus IPDN Jatinamgor itu, sampai ke telinga Cak Imin, ia meradang dan balik menyerang Yenny lewat akun Twitternya.
"Bikin Partai sendiri aja gagal lolos. Beberapa kali Pemilu nyerang PKB, gak ngaruh. PKB, malah naik terus suaranya" tulis Cak Imin.
Wakil Ketua MPR ini pun kemudian menegaskan bahwa tak perlu lah Yenny mengatur-ngatur PKB. "Jadi ngapain ikut ngatur-ngatur PKB, hidupin aja partaimu yang gagal itu. PKB sudah aman nyaman kok" tulis Muhaimin dalam cuitan berikutnya.
Secara samar saya masih mengingat bahwa konflik antara Muhaimin Iskandar dengan KH. Abdurahman Wahid alias Gus Dur terkait PKB itu sempat ramai beberapa tahun setelah Gus Dur lengser dari kursi RI 1, di pertengahan tahun 2000-an.
Untuk menguatkan memori saya terkait hal tersebut, saya mencoba melakukan riset sederhana lewat mesin pencari Google.
Saya menemukan berbagai kisah terkait konflik internal di PKB tersebut.
Keributan tersebut ternyata  bermula pada tahun 2008. Saat itu Muhaimin yang menjabat sebagai Ketua Umum PKB yang hasil Muktamar Semarang 2005 dilengserkan oleh Gus Dur yang menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB.Â
Gus Dur memecat Muhaimin karena dinilai kerap mendekati istana atau pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sementara PKB merupakan partai oposisi.
Setelah keputusan Gus Dur tersebut, konflik kian memanas dan ketika mendekati pelaksanaan Pemilu 2009, tepatnya bulan Mei 2008 kedua belah pihak menggelar Muktamar Luar biasa.Â
PKB kubu Gus Dur menggelar Muktamar  Luar Biasa di Parung Bogor pada 30 April - 1 Mei 2008.