Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Pilih Calon Pemimpin yang Mempolitisasi Identitas

17 April 2022   06:05 Diperbarui: 17 April 2022   08:08 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi ketika mendekati tahun politik, keterbelahan semakin menjadi, calon saya paling agamis atau calon saya paling nasionalis.

Atau memandang lawan politik masing-masing seperti setan yang selalu salah, di lain pihak memandang kawan politik masing-masing seperti malaikat yang tak pernah salah.

Dengan dasar argumentasi yang terkadang dipabrikasi sedemikian rupa untuk menguatkannya agar terlihat valid.

Sangat jelas terlihat, politisasi identitas itu memang sangat berbahaya apalagi di Indonesia identitas yang dijualnya adalah "agama(Islam)"

Islam seringkali digunakan sebagai alat politik, ketika sedang mencari dukungan para pencari kekuasaan tak segan-segan menggunakan identitas Islam.

Alhasil fragmentasi sangat nyata terpampang dilingkup grassroot,seperti yang tercermin di media sosial Indonesia saat ini.

Pendukung A dianggap tak Islami, pendukung B dianggap tak nasionalis. Padahal sejatinya kan tak demikian, tak ada yang benar-benar hitam putih dalam hidup berpolitik.

Makanya agar peta politik Indonesia tak terus menerus dikangkangi oleh keterbelahan yang semakin dalam, jauhi siapapun "pemburu kekuasaan" yang mencari kuasanya melalui politisasi identitas.

Kecuali memang  berharap masyarakat Indonesia terus terbelah seperti saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun