Mereka berpendapat tak ada ada satu pun anggota G20 yang merasa berhak untuk mengeluarkan anggota lain seperti yang diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.
Menurut China, Rusia merupakan salah satu anggota penting di forum ekonomi G20 ini.Â
Artinya jika Barat dan Sekutunya bersikeras mendepak Rusia dari keanggotaan G20, Â China bakal memveto upaya tersebut.
Selain China, kemungkinan India dan Arab Saudi akan menentang usulan Barat dan Sekutunya. Rusia sebenarnya diuntungkan oleh posisi Presidensi G20 di pegang oleh Indonesia yang posisi resminya tak berpihak.
Andai posisi Presidensi G20 tahun ini dipegang oleh negara Sekutu Barat sudah hampir dapat dipastikan Rusia tak akan diundang untuk menghadiri KTT G20.
Bagi Rusia sendiri kehadiran mereka di KTT G20 Bali itu menjadi penting, paling tidak mereka bisa membeberkan kondisi yang melatari tindakan invasif mereka ke Ukraina.
Dalam kondisi ini seharusnya Indonesia bisa mengambil peran penting, untuk bisa mendamaikan kedua belah pihak yang tengH bertikai dengan dasar pemegang mandat Presidensi G20 2022 ini.
Atau paling tidak, bisa membuka jalan agar pembicaraan perdamaian antara Rusia dan Ukraina  berlangsung efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H