Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dalam Kasus Desa Wadas, Represif Cara Penyelesaian yang Harus Dihindari

9 Februari 2022   10:57 Diperbarui: 9 Februari 2022   12:21 2553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdalih untuk kepentingan rakyat, tapi mengintimidasi dan menekan rakyat lainnya, kan aneh.

Apalagi di jaman media sosial seperti saat ini, agak sulit untuk menyembunyikan konflik antara rakyat dan pemerintah seperti yang terjadi di Desa Wadas.

Efeknya akan melebar kemana-mana, digoreng sesuai dengan kepentingan banyak pihak terutama ke arah politik elektabilitas.

Jika mengamati perbincangan di media sosial, politisasi konfilk Desa Wadas ini sudah terjadi.

Jadi sebaiknya selesaikanlah dengan cara-cara persuasif, dialog... dialog dan dialog hingga menemukan titik temu yang me guntungkan kedua belah pihak.

Ganti untung dengan angka penawaran di atas harga pasaran hingga titik tertentu mungkin bisa menyelesaikan masalah, tapi harus diingat tak semua warga memiliki kapabilitas yang cukup untuk mengelola uang tersebut.

Dalam konteks Warga Wadas yang mayoritas petani multikultur ini, tanpa lahan tersebut kehidupan mereka menjadi tak menentu.

Diberikan pelatihan kewirausahaan pun misalnya, yang menjadi pengiring pemberian ganti untung agar mereka bisa meneruskan kehidupannya  belum tentu mereka bisa.

Nature mereka adalah petani, sepanjang hidupnya ya bertani itu. Andaipun mau di swicth membutuhkan waktu yang panjang.

Mungkin solusi lain bisa diberikan dengan tukat guling tanah mereka dengan tanah lain yang memiliki ragam tanaman serupa dengan Bukit Wadas.

Atau cari lokasi penambangan batu andesit lain yang permasalahannya tak terlalu kompleks, atau beli saja dari penambang batu andesit yang telah existing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun