Pemerintah Turki saat ini di bawah pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan, berencana mengganti nama resmi negaranya dalam bahasa Inggris dari Turkey menjadi Turkiye seperti yang biasa digunakan dalam bahasa Turki.
Erdogan beralasan penggantian nama tersebut untuk menjaga marwah bangsa Turki yang memiliki sejarah peradaban yang cukup panjang.
Selain itu penamaan"Turkiye" dianggap lebih merepresentasikan ekspresi budaya dan nilai-nilai positif negara yang berada di dua benua ini.
"Turkiye adalah representasi dan ekspresi terbaik dari budaya, peradaban, dan nilai-nilai rakyat Turki," ujar Presiden Erdogan seperti dilansir Kompas.com, Minggu (30/01/22).
Namun demikian, sebenarnya ada musabab lain terkait penamaan baru Negara Turkey menjadi Turkiye ini.
Para Akademisi Turki melihat nama "Turkey" dalam bahasa Inggris itu memiliki arti yang sangat negatif, yang tak mencerminkan elan kebangsaan mereka.
Merujuk pada Cambridge Dictionary "Turkey" memiliki makna atau bisa didefinisikan sebagai "sesuatu yang gagal yang gagal dengan buruk" atau " orang yang bodoh dan konyol"
Lebih jauh lagi, Â "Turkey" itu bisa diartikan juga sebagai Burung Kalkun, sejenis unggas dengan tekstur daging seperti ayam.
Karena arti lain "Turkey "ini lah, yang membuat negara yang beribukota di Ankara ini kerap menjadi bahan bulan-bulanan bullying para pihak yang tengah berkonflik dengan negara tersebut.
Mengaitkan penamaan Turkey dengan Kalkun ini ternyata memiliki sejarah tersendiri, sejumlah sumber menyebutkan bahwa Turkey = Kalkun lantaran ada sejarahnya.
Dulu pada tahun 1500-an para pedagang jenis unggas ini yang menjual dagangannya di Inggris hampir seluruhnya berasal dari Istambul makanya Kalkun dalam bahasa Inggis disebut Turkey.
Memorandum pergantian nama negara ini ssbenarnya sudah dirilis Presiden Erdogan sejak Desember 2021 lalu.
Dalam memorandum tersebut Erdogan memerintahkan lembaga-lembaga negara dan kementerian Turki untuk berkoresponden terutama untuk urusan internasional menggunakan nama "Turkiye"
Pun demikian dengan perusahaan-perusahaan manufaktur swasta yang berorientasi ekspor, ia meminta penggunaan labelnya, dirubah, dari sebelumnya "Made in Turkey" menjadi "Made in Turkiye".
Rencananya, Pemerintah Turki akan mengajukan penggantian nama itu secara resmi dan diakui secara internasional seperti penggantian beberapa negara lain yang telah lebih dulu dilakukan dari Burma menjadi Myanmar atau dari Republik Ceko menjadi Ceko misalnya.
Untuk itu dalam beberapa pekan ke depan nama baru "Turkiye" akan didaftarkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendapatkan pengakuan secara Internasional.
Namun ada sedikit masalah teknis terkait penggantian nama Turkey menjadi Turkiye ini, yang berhubungan dengan huruf "U" dalam bahasa lokal Turki yang menjadi dasar penamaan Turkiye.
Huruf "U" seperti itu tak ditemukan dalam rangkaian alfabet latin yang umum digunakan masyarakat internasional.
Menurut para pengamat Internasional, salah satu solusinya  bisa saja diputuskan "U" yang digunakan bukan "U" dalam bahasa Turki namun "U" alfabet latin.
Terlepas dari hal teknis itu, para pejabat Turki optimis bahwa pada akhirnya mereka dan PBB akan menemukan solusi yang tepat sehingga nama Turkey bisa berubah menjadi Turkiye dan diakui secara Internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H