Menurut The International Rice Institute, andai Indonesia tak mampu melakukan ekstensifikasi dan meningkatkan jumlah hasil panen padinya, dalam 15 -25 tahun, impor padi bakal terus membengkak.
Kebutuhan padi pada masa itu akan naik sebesar 38 persen seiring pertumbuhan populasi. Makanya selain kebutuhan perluasan sawah juga diperlukan alternatif makanan pokok lain sebagai subtitusi padi, dan yang paling mungkin adalah kentang.
Karena selain mengandung lebih banyak nutrisi selain karbohidrat, juga kentang mengandung antioksidan yang baik untuk tubuh.
Kentang bisa disebut sebagai masa depan sumber karbohidrat yang dibutuhkan manusia salah satunya lantaran variannya sangat banyak dan memiliki keragaman genetik , bahkan beberapa varian diantaranya dapat tumbuh subur meskipun ditanam di tanah rawa dan air asin, tak seperti padi.
Selain itu cara memasaknya pun variatif tak seperti padi hanya bisa di masak dengan di tanak. Sementara kentang bisa langsung dikonsumsi dengan cara yang lebih variatif, selain di rebus juga bisa digorengÂ
Dalam hal penanamannya pun, menurut sejumlah sumber, kentang lebih hemat air, henat lahan dan siklus panennya pun pendek hanya berkisar 60 hingga 100 hari tergantung jenisnya.
Produksi kentang Indonesia menurut sirus Atlasbig.com masih sangat rendah yakni hanya ssbesar 1,2 juta ton pertahun jauh di bawah produsen kentang nomor 1 dunia China, yang menghasilkan 99,1 juta kentang per tahun.
Mengingat kentang bisa menjadi masa depan makanan pokok, ke depan para stakeholder pertanian Indonesia bisa mulai memperbanyak penanaman kentang dan mengembangkan varietas baru.
Agar nantinya ketahanan pangan Indonesia bisa tetap terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H