Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kentang Masa Depan Sumber Karbohidrat Indonesia

23 Januari 2022   13:24 Diperbarui: 23 Januari 2022   14:48 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu tantangan terbesar umat manusia di masa mendatang adalah isu ketahanan pangan, seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia.

Mouth to feed akan bertambah banyak, dalam saat bersamaan lahan yang tersedia akan tergerus untuk kebutuhan papan dan sarana lain yang juga merupakan kebutuhan dasar kehidupan manusia.

Menurut situs Worldometer.com,  jumlah penduduk di seantero jagat saat tulisan ini dibuat pada Minggu 23 Januari 2022 berjumlah 7,92 miliar jiwa.

Dan menurut situs yang sama, jumlah penduduk dunia pada tahun 2045 diproyeksikan akan berjumlah 9,42 miliar jiwa.

Artinya dalam situasi normal akan ada penambahan sekitar 1,5 miliar jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahun 1 persen.

Selain itu, dengan semakin modern dan membaiknya penanganan kesehatan masyarakat, tingkat mortalitas lebih rendah dan harapan hidup akan semakin tinggi.

Dengan tambahan penduduk dunia sebanyak itu, jumlah mulut untuk diberi makan pun akan bertambah, kebutuhan lahan pun semakin tinggi.

Untuk itu lah dibutuhkan teknologi dan jenis tanaman yang efesien dalam hal penggunaan lahannya namun bisa menghasilkan produk pangan dengan kuantitas banyak dan berkualitas, untuk memenuhi kebutuhan pangan umat manusia.

Seperti kita tahu, sumber makanan yang sebagian besarnya mengandung karbohidrat menjadi makanan pokok seluruh penduduk dunia, disamping sumber nutrisi lain.

Makanya, yang disebut makanan pokok adalah bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat.

Terdapat 4 bahan makanan pokok  yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia, yakni Padi, Gandum, jagung, dan Kentang.

Secara garis besar padi yang kemudian ditanak menjadi nasi sebelum dimakan, merupakan makanan pokok yang paling banyak dikonumsi masyarakat dunia.

Menurut catatan Worlatlas.com, hingga tahun 2019 tak kurang dari 3,5 miliar penduduk dunia menjadikan padi sebagai makanan pokoknya.

Selain penduduk asia, mereka yang mengkonsumsi padi sebagai bahan pokoknya tersebar mulai dari Afrika hingga Amerika Selatan.

Untuk menghasilkan padi dalam jumlah banyak ini, dibutuhkan lahan yang cukup luas dengan kondisi-kondisi tertentu.

Ladang padi yang di Indonesia disebut sawah itu, pertama kali ditemukan di wilayan Kunshan China pada 4.300 sebelum masehi.

Padi pada dasarnya terbagi menjadi dua species, Oryza Sativa yang banyak ditanam di wilayah Asia, dan Oryza Glaberrima yang ditanam di wilayah Afrika.

Meskipun tanaman padi hanya terdiri dari dua species,tetapi varietasnya hingga saat ini mencapai 40.000 jenis.

Kendati India lah pemilik sawah terbesar di dunia, penghasil padi terbanyak justru China, menurut Worldatlas.com, pada tahun 2019 China menghasilkan padi sebanyak lebih dari 148 juta ton per tahun.

Disusul India, yang menghasilkan lebih dari 100 juta ton padi pertahunnya. Sementara Indonesia, menempati peringkat ketiga sebagai penghasil padi terbanyak dengan produksi 36,7 juta ton padi per tahun.

Seperti halnya penghasil padi terbanyak, negara yang  penduduknya paling banyak mengkonsumsi padi sebagai makanan pokoknya adalah China dengan sebesar 142,7 juta ton per tahun, kemudian India dengan konsumsi 97,7 juta ton per tahun.

Dan ketiga  penduduk Indonesia dengan konsumsi padi sebanyak 37,4 juta ton per tahun, ada selisih antara jumlah produksi dan konsumsi di Indonesia yang kurang lebih 1 juta ton yang harus ditutupi melalui impor.

Menurut The International Rice Institute, andai Indonesia tak mampu melakukan ekstensifikasi dan meningkatkan jumlah hasil panen padinya, dalam 15 -25 tahun, impor padi bakal terus membengkak.

Kebutuhan padi pada masa itu akan naik sebesar 38 persen seiring pertumbuhan populasi. Makanya selain kebutuhan perluasan sawah juga diperlukan alternatif makanan pokok lain sebagai subtitusi padi, dan yang paling mungkin adalah kentang.

Karena selain mengandung lebih banyak nutrisi selain karbohidrat, juga kentang mengandung antioksidan yang baik untuk tubuh.

Kentang bisa disebut sebagai masa depan sumber karbohidrat yang dibutuhkan manusia salah satunya lantaran variannya sangat banyak dan memiliki keragaman genetik , bahkan beberapa varian diantaranya dapat tumbuh subur meskipun ditanam di tanah rawa dan air asin, tak seperti padi.

Selain itu cara memasaknya pun variatif tak seperti padi hanya bisa di masak dengan di tanak. Sementara kentang bisa langsung dikonsumsi dengan cara yang lebih variatif, selain di rebus juga bisa digoreng 

Dalam hal penanamannya pun, menurut sejumlah sumber, kentang lebih hemat air, henat lahan dan siklus panennya pun pendek hanya berkisar 60 hingga 100 hari tergantung jenisnya.

Produksi kentang Indonesia menurut sirus Atlasbig.com masih sangat rendah yakni hanya ssbesar 1,2 juta ton pertahun jauh di bawah produsen kentang nomor 1 dunia China, yang menghasilkan 99,1 juta kentang per tahun.

Mengingat kentang bisa menjadi masa depan makanan pokok, ke depan para stakeholder pertanian Indonesia bisa mulai memperbanyak penanaman kentang dan mengembangkan varietas baru.

Agar nantinya ketahanan pangan Indonesia bisa tetap terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun