musik atau diiringi lagu selain "My Heart Will Go On" yang dinyanyikan dengan indah oleh penyanyi asal Quebec Kanada, Celine Dion.
Terbayangkah, jika adegan Ikonik dalam film epik Titanic, saat Kate Winslet dan Leonardo di Caprio berdiri di ujung kapal sambil membentangkan tangan, tanpaPasti rasanya hambar, bahkan mungkin adegan tersebut menjadi hampa tak ada rohnya sama sekali, dan adegan tersebut jadi terasa biasa saja.
Hal tersebut membuktikan bahwa musik atau dalam istilah film biasanya disebut scoring adalah salah satu unsur terpenting dalam sebuah film, selain sisi sinematografinya dan artis yang membintanginya.
Menurut sejumlah sumber referensi yang saya dapatkan, musik memiliki andil besar dalam membangun emosi dan keterikatan penonton pada sebuah film.
Musik menciptakan atmosfer dalam sebuah film. Sebuah musik mampu menciptakan suasana dan roh dalam film.
Musik memiliki kekuatan untuk mencocokan adegannya, entah dengan suasana euphoria, berkabung, takut, dan lain sebagainya. Bahkan hingga titik tertentu musik mampu menyigi seberapa "drama" di dalam film.
Selain itu, musik dalam sebuah film dapat mendefinisikan genre yang diusung dalam film tersebut.
Adegan dalam film bergenre horor misalnya, tanpa musik atau scoring yang "sound like creepy" adegan menyeramkan dalam film tersebut akan terasa tak memiliki "roh" menyeramkan.
Dalam film Annabelle misalnya, sebuah scene yang diambil dari jarak dekat yang memperlihatkan rumah boneka di siang hari terasa begitu menyeramkan, hanya karena musik yang melatari adegan tersebut dibuat mencekam.
Salah satu fungsi kuat dari musik pada ssbuah film adalah untuk membuat penonton merasakan emosi yang dirasakan oleh karakter dalam film tersebut.
Ekspresi wajah pemeran, bisa dikuatkan dengan iringan musik tertentu sesuai dengan emosi yang ingin dikesankan kepada penonton.
Misalnya, menggunakan lagu sedih mendayu-dayu yang terdengar secara samar dalam adegan kepedihan yang sangat dalam, akan menggiring emosi penonton untuk merasakan apa yang dirasakan oleh karakter dalam film.
Tanpa musik film, seolah tak bernyawa dan seolah kehilangan karakter yang ingin di delivered oleh Sutradaranya.
Makanya musik atau scoring dalam film menjadi sangat krusial. Ketika scoring digabung dengan visual bergerak atmosfer cerita menjadi semakin kuat, serta mampu membentuk rupa-rupa pengalaman bagi penonton.
Penggunaan scoring sudah bermula sejak 1940-an, disaat pemutaran film bisu yang diiringi oleh live orchestra.
Penggabungan visual bergerak dan audio merupakan penemuan hebat bagi di dunia hiburan di masa itu.
Penonton dapat menikmati kedua unsur tersebut secara bersamaan, dengan kedua unsur tersebut penikmat film bisa lebih terseret saat meresapi setiap adegan dalam film.
Bahkan scoring bisa menjadi identitas tersendiri bagi film-nya. Sebut saja misalnya film The Godfather yang melegenda.
Campuran sikap bijak dan bengis Don Corleone dan Michael Corleone, mungkin tak akan tersampaikan secara utuh seperti yang diharapkan sutradara, andai sentuhan komposer musik Nino Rota tak menjembataninya dengan komposisi musik miliknya.
Atau dalam film Alladin, adegan Jasmin yang dibawa terbang oleh Aladin dengan karpet terbangnya, tak diiringi oleh lagu "A Whole New Words."
Kita sebagai pemirsanya, jadi ikut merasakan benar kebahagian Aladin saat menunjukan betapa indahnya di dunia yang mereka tinggali.
Namun jangan salah, ada sejumlah elemen musik dalam film yang sebenarnya memiliki fungsi dan arti berbeda, yang oleh awam seperti saya terkadang disalahkaprahi.
Terdapat dua arus besar musik dalam film, Soundtrack dan scoring.Â
Soundtrack sendiri terdiri dari theme song, original soundtrack (OST).
Soundtrack adalah musik ikon dalam film tersebut, atau bisa juga sebagai musik utama. Soundtrack tidak selalu khusus dibuat untuk film yang bersangkutan, bisa juga merupakan lagu lama atau baru yang populer yang sudah ada tetapi digunakan lantaran dirasa cocok dengan tema atau adegan dalam film tersebut.
Misalnya, dalam film garapan Garry Marshall yang sangat kondang "Pretty Woman", soundtrack-nya berasal dari lagu Roy Orbison yang populer diakhir 1960-an dengan judul yang sama.
Kemudian ada pula lagu kondang yang saat itu masih sangat baru, "It Must Have Been Love" yang dinyanyikan oleh grup duo asal Swedia Roxxete.
Kedua lagu tersebut mengisi soundtrack film Pretty Woman bersama sejumlah lagu lainnya, yang kemudian lagu-lagu tersebut kembali menjadi hits setelah menjadi soundtrack film sukses ini.
Terkadang soundtrack ini bisa menjadi semacam simbiosis mutualisma bagi film itu sendiri dan lagu yang dijadikan soundtrack dalam film bersangkutan.
Kemudian ada istilah theme song dalam film yang juga merupakan bagian dari soundtrack, theme song ini biasanya disebut musik pengiring dalam sebuah film, normalnya theme song di buat tanpa lirik.
Salah satu contoh theme song paling epic menurut saya adalah dalam film Interstellar saat adegan docking.
Komposer kondang di dunia film Hans Zimmer mengkomposisikan theme di adegan ini dengan sangat indah.
Terasa benar-benar sangat intens yang pas banget dengan adegannya, keren abis.
Nah, lantas apa Original Soundtrack (OST), lagu atau irama musik yang khusus diciptakan untuk film yang bersangkutan.
Biasanya OST banyak digunakan dalam film-film animasi, misalnya dalam film Moana dengan OST nya How Far I'll Go atau Frozen lewat lagu Let it Go.
Dalam film non-animasi, Â Linkin Park yang menciptakan 3 buah lagu khusus untuk 3 film Transformer .
Atau film The Greatest Showman yang dibintangi Hugh Jackman, seluruh lagi dalam film bertema musikal itu memang khusus diciptakan untuk film tersebut, makanya disebut OST.
Kemudian, bagaimana dengan music score atau scoring yang juga merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah film seperti yang saya tulis diatas.
Scoring merupakan bagian dari soundtrack atau jalur suara dalam sebuah produksi film yang terdiri dari dialog, musik yang melatari setiap adegan, hingga efek suara.
Efek suara ini bisa terdiri dari potongan orkestra, instrumental, dan paduan suara yang disebut tanda musik.
Semua suara tersebut mengisi film dari awal sampai akhir. Tujuannya, meningkatkan narasi dan memunculkan dampak emosional dari adegan yang diiringi.
Rangkaian alunan musik instrumen lepas yang tak berbentuk lagu sebagai pengiring film inilah yang disebut score atau scoring.
Oleh sebab itu lah makanya tak salah jika musik disebut sebagai Roh atau identitas sebuah film.
Sekali lagi bayangkan adegan epik di Jack dan Rose berdiri diujung kapal dalam film Titanic tanpa lagu "My Heart Will Go On."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H