Setelah lebih dari lima tahun Adele hiatus, tak hadir di tengah-tengah kaum patah hati. Akhir tahun lalu tepatnya 19 November 2021 ia kembali hadir lewat album terbarunya "30".
Album yang terdiri dari 12 lagu, hanya dalam waktu tiga hari saja album terbaru Adele ini mampu menjadi album terlaris sepanjang 2021 di Amerika Serikat dengan penjualan lebih dari 500 ribu copy, mengalahkan  album Evermore milik Taylor Swift yang dirilis akhir 2020 lalu.
Di negerinya, Inggris, album studio ke-4 Adele ini, pada pekan pertama setelah rilis album tersebut terjual sebanyak 261 ribu copy dan ini memecahkan rekor penjualan di pekan debut album Divide milik  Ed SheeranÂ
Dan lebih hebatnya lagi, lagu "Easy on Me" yang merupakan single keduanya dalam album "30"merajai tangga lagu global selama 4 minggu setelah diilis pertama kalinya pada 5 Oktober 2021.
Di Indonesia, berdasarkan Spotify chart lagu berdurasi 5,32 menit ini, hingga 29 Desember 2021 menjadi lagu yang paling banyak diputar.
Pun demikian pada aplikasi pemutar musik lain JOOX, Easy on Me -Adele berada dipuncak, sebagai lagu paling banyak didengarkan.
Di You Tube, tak kurang 220 juta kali video klip Easy on Me telah ditonton oleh seluruh manusia di kolong langit ini.
Easy on Me yang merupakan jagoan Adele di albumnya yang terakhir ini, jika dirasakan sejak mulai dari intro, tanpa ba bi bu  lagu ini adalah lagu sedih, meskipun yang mendengarkan nggak ngerti bahasa Inggris sekalipun.
Lagu ini adalah lagu perpisahan dan permintaan maaf Adele kepada anaknya, Angelo karena pernikahaannya dengan Simon Konecki mantan suaminya harus berakhir.
Lagu ini memiliki komposisi yang mengeksplorasi keputusasaan dan jalan penyembuhan diri bagi Adele.
Adele adalah sosok yang mampu mengubah kesedihan dan kemalangan hidup yang menimpanya menjadi cuan tetapi tetap sangat menginspirasi
Lagu-lagu sedih garapannya mampu menyihir dunia, hingga akhirnya Adele bisa berada di posisi seperti saat ini dengan segala ketenaran dan kekayaannya.
Adele layak disebut sebagai "The Master of Sad Song" dan prestasi yang diraih" Easy on Me" menjadi salah satu buktinya setelah lagu-lagu "sedih"sebelumnya, seperti Someone Like You, Hello, All I Ask.
Kekuatan lagu Adele menurut saya sebagai awam berada di liriknya, meskipun sangat jelas komposisi musiknya pun sangat penting untuk menjadikan lagu itu sebagai lagu sedih sekaligus enjoyable.
Jika dinyanyikan dengan cara berbeda tak seperti Adele menyanyikannya dan dengan menggunakan komposisi musik lain, mungkin pengaruhnya tak akan sedahsyat ini.
Kendati, liriknya lah menjadikan lagu tersebut menyentuh, membuat banyak orang menitikan air mata.
Dalam lagu sedih lain, Â "All I Ask" misalnya, lagu tentang malam perpisahan antara dua orang kekasih. Tetapi, keduanya tak mau begitu saja terjatuh secara "determininistik" dalam perpisahan yang membawa ke dalam kenangan pahit.
Dalam lagu ini, yang ingin digambarkan Adele perpisahan yang diceritakannya dalam lagu itu menjadi sebuah perpisahan yang "meaningful," yang bermakna perpisahan yang membawa memori indah agar bisa dikenang.
Memori yang mirip dengan sebuah album foto cantik dari masa lalu yang romantis. Sehngga membuat perpisahan yang  seolah telah ditakdirkan itu menjadi less fatalistic, lantaran ada usaha untuk dihindari, dan tak menyerah begitu saja pada ganasnya sebuah takdir.
Tegangan antara upaya dan takdir serta bagaimana Adele menyikapi akhirnya, menjadikan lagu-lagu miliknya itu begitu memikat, mengharukan, dan membawa pendengarnya seolah-olah mengalami langsung perpisahan yang pahit semacam itu.
Alasan kenapa lagu-lagu perpisahan yang pahit dan menimbulkan kesedihan seperti milik Adele ini disukai begitu rupa oleh kita, Â sebenarnya tak begitu jelas.
Namun, faktanya lagu-lagu sedih memang dan mampu mengangkat emosi.
Nah pertanyaanya sekarang, mengapa kita malah senang mendengarkan lagu sedih?
Menurut sejumlah penelitian di Barat seperti dlansir The Conversation, jika mengacu pada teori Biologi.
Ketika kita mengalami kesedihan akibat kehilangan di kehidupan nyata atau berempati atas rasa orang lain, hormon prolaktin dan oksitolin akan dilepaskan dari dalam tubuh.
Hal ini bisa membantu untuk mengatasi rasa kehilangan dan sakit yang bersemayam di dalam tubuh. Hormon-hormon itu membuat diri merasa tenang, terhibur, dan merasa didukung.
Merasakan rasa sakit Adele, atau mengingat rasa sakit diri sendiri, dapat menyebabkan perubahan kimiawi dalam tubuh. Memutar lagu Adele pada aplikasi gawai bagaikan mengklik tetesan morfin metaforis kita sendiri.
Meskipun teori biologi ini masih menjadi perdebatan lantaran studi-studi yang lain tak menemukan bukti bahwa musik sedih meningkatkan hormon prolaktin.
Namun, penelitian lain telah mengisyaratkan peran prolaktin dan oksitolin saat mendengarkan musik sedih  terasa menyenangkan.
Sementara alasan utama lain, kita menyenangi musik sedih adalah karena kita merasa tergugah. Secara psikologis, pengalaman ini biasanya disebut kama mata, istilah dalam bahasa sansekerta yang berarti "tergerak oleh cinta".
Perasaan "tergerak" bisa melibatkan rasa tenang, merinding, luapan emosi yang menimbulkan kehangatan di dalam dada dan kegembiraan.
Perasaan tergerak bisa datang dari munculnya perasaan yang tiba-tiba merasa lebih dekat dengan orang lain.
Tetapi, memang terkadang tak semua orang bisa merasakan hal yang sama, merasa tersentuh oleh musik sedih. Mereka pemilik empati tinggilah yang paling mungkin tergerak oleh musik sedih.
Ketika kita mendengarkan album "30" dan lagu-lagu sedih milik Adele dalam album sebelumnya,memungkinkan kita berbagi bersama pengalaman emosional kesedihan dengan orang lain, hal inilah yang meningkatkan perasaan tergerak dan memicu perasaan nyaman dan memiliki.
Hingga titik tertentu, kondisi ini bisa menjadikan musik sedih berperan sebagai teman imajiner yang memberikan dukungan dan empati setelah kehilangan.
Di sini kita dapat melihat kesenangan yang diberikan lagu-lagu Adele kepada kita, di mana liriknya membantu kita memaknai sesuatu, seperti yang saya tulis diatas bahwa lirik dalam lagu-lagu Adele adalah sumber kekuatannya. Adele mengambil pengalaman hidup yang sulit dan membantu kita memahaminya.
Bagi kita semua, lagu-lagu milik Adele seakan mengatakan pada kita semua, bahwa kita tak sendirian dalam kesakitan.
Lagu-lagu itu membiarkan diri ini merasakan sakitnya, saling berbagi dalam penderitaan kita dan saling terhubung dengan masa lalu maupun masa kini.
Dan dalam kepedihan, kita mencipta keindahan. Mari kita simak kata pembuka dari salah satu lagu Adele All I Ask yang sudah saya bahas diatas.
I will leave my heart at the door, i won't say a word.
Dalam bayangan saya, sepasang lelaki dan perempuan yang terikat hubungan asmara. Mereka sadar bahwa hubungannya harus berakhir dan segera berpisah, mereka tahu itu akan sangat menyakitkan.
Agar perpisahan tersebut tak terlalu menyakitkan mereka mencoba untuk menahan diri.
Dan itu ditulis Adele dalam satu kalimat pendek pembuka lagu, Adele memang istimewa pantas lah ia dianggap sebagai "Master of The Sad Song"
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H