Nah pertanyaanya sekarang, mengapa kita malah senang mendengarkan lagu sedih?
Menurut sejumlah penelitian di Barat seperti dlansir The Conversation, jika mengacu pada teori Biologi.
Ketika kita mengalami kesedihan akibat kehilangan di kehidupan nyata atau berempati atas rasa orang lain, hormon prolaktin dan oksitolin akan dilepaskan dari dalam tubuh.
Hal ini bisa membantu untuk mengatasi rasa kehilangan dan sakit yang bersemayam di dalam tubuh. Hormon-hormon itu membuat diri merasa tenang, terhibur, dan merasa didukung.
Merasakan rasa sakit Adele, atau mengingat rasa sakit diri sendiri, dapat menyebabkan perubahan kimiawi dalam tubuh. Memutar lagu Adele pada aplikasi gawai bagaikan mengklik tetesan morfin metaforis kita sendiri.
Meskipun teori biologi ini masih menjadi perdebatan lantaran studi-studi yang lain tak menemukan bukti bahwa musik sedih meningkatkan hormon prolaktin.
Namun, penelitian lain telah mengisyaratkan peran prolaktin dan oksitolin saat mendengarkan musik sedih  terasa menyenangkan.
Sementara alasan utama lain, kita menyenangi musik sedih adalah karena kita merasa tergugah. Secara psikologis, pengalaman ini biasanya disebut kama mata, istilah dalam bahasa sansekerta yang berarti "tergerak oleh cinta".
Perasaan "tergerak" bisa melibatkan rasa tenang, merinding, luapan emosi yang menimbulkan kehangatan di dalam dada dan kegembiraan.
Perasaan tergerak bisa datang dari munculnya perasaan yang tiba-tiba merasa lebih dekat dengan orang lain.
Tetapi, memang terkadang tak semua orang bisa merasakan hal yang sama, merasa tersentuh oleh musik sedih. Mereka pemilik empati tinggilah yang paling mungkin tergerak oleh musik sedih.