Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pemilu Jerman 2021, di Saat Angela Merkel Memutuskan Pensiun

26 September 2021   18:40 Diperbarui: 27 September 2021   10:12 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Minggu (26/09/21) ini Rakyat Jerman akan memberikan suaranya dalam Pemilu Nasional untuk memilih pengganti Kanselir Jerman  saat ini Angela Merkel.

Merkel menjadi Kanselir Jerman sejak tahun 2005, berencana mundur setelah pemilihan tahun ini. Artinya pemilu kali ini bakal membuka jalan bagi era baru di Jerman untuk kemudian menentukan arah masa depan politik dan ekonomi di Uni Eropa.

Seperti kita tahu Jerman merupakan salah satu negara penggerak dari keberadaan Uni Eropa dan jangan lupa Jerman memiliki size perekonomian terbesar dikawasan Benua Biru ini.

Melansir situs Al Jazeera.com, 60,4 juta pemilih berusia diatas 19 tahun berhak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Nasional Jerman tahun ini.

Tempat Pemungutan suara mulai dibuka sejak pukul 06.00 pagi hingga pukul 18.00 petang hari. Meskipun Pandemi Covid-19 masih berlangsung pemilu ini diperkirakan tak akan mengalami penurunan partisipasi.

Situasi tersebut bisa terjadi lantaran pemilu 2021 ini sangat menentukan bagi masa depan Jerman, setelah Angela Merkel yang telah berkuasa selama 16 tahun memutuskan untuk pensiun dari kursi Kanselir Jerman meski tingkat approval rate  atau dukungan terhadapnya masih diatas 80 persen dan Konstitusi Jerman masih memperbolehkan Merkel untuk maju kembali dalam pemilu.

Koalisi pemerintah seperti apa dan siapa yang akan menjadi Kanselir Jerman setelah Pemilu ini masih menjadi misteri.

Sejauh ini, Partai Sosial Demokrat (SPD) yang berhaluan kiri tengah masih unggul sangat tipis atas Partai Angela Merkel, Uni Demokrat Kristen (CDU) dalam jajak pendapat yang dilakukan beberapa saat sebelum pemilu hari ini berlangsung, kedua musuh bebuyutan dalam peta politik Jerman ini masing-masing mendapat dukungan 26 persen dan 25 persen.

Sementara calon terkuat pengganti  Merkel sebagai Kanselir adalah Menteri Keuangan saat ini,  yang berasal dari SPD, Olaf Scholz.

Dalam jajak pendapat ia memperoleh dukungan 47 persen, mengungguli kandidat dari Koalisi CDU Armin Laschet dan Annalena Baerbock dari Partai Hijau.

Apapun hasil pemilu kali ini, Partai-Partai peserta pemilu Jerman dalam beberapa pekan pasca pemilu dilangsungkan akan duduk bersama untuk menegosiasikan pembentukan koalisi yang mampu memerintah dengan suara mayoritas di Bundestag atau Parlemen Federal Jerman.

Karena stabilitas pemerintahan di Jerman akan tergantung pada kekuatan mayoritas di Parlemen, mengingat mereka menganut sistem demokrasi parlementer.

Setelah Jerman Barat dan Jerman Timur kembali bersatu, sistem pemerintahannya menjadi Republik Federal.

Dengan sistem demokrasi parlementer pusat pergerakan pemerintahnya berada di Parlemen yang terdiri dari beberapa partai.

Jangan lupa Jerman juga masih memiliki seorang pimpinan lain,  presiden sebagai kepala negara, yang dipilih dalam konvensi Federal atau Bundesversammlung.

Namun fungsi Presiden di Jerman yang akan dijabat selama 5 tahun dalam 1 periode itu hanya untuk hal-hal seremonial, meskipun jika dalam keadaan tertentu yang sangat penting seperti yang diatur dalam konstitusi Jerman. 

Presiden dapat berperan krusial untuk memutuskan permasalahan yang terjadi seperti diatur dalam pasal 81 Undang-Undang Dasar Jerman yang biasa disebut Grundgesetz

Namun, yang menjalankan pemerintahan day to day ya kanselir atau perdana menteri seperti di negara-negara penganut sistem parlementer.

Makanya tak heran kita lebih sering mendengar nama Angela Merkel dibanding nama Frank Walter Steinmeier Presiden Republik Federal Jerman saat ini.

Angela Merkel  adalah sosok perempuan pertama yang pernah menjadi Kanselir Jerman, dan bisa disebut sebagai Kanselir paling sukses mengantar Jerman melewati berbagai krisis yang terjadi sepanjang ia memerintah.

Angela Merkel seperti dilansir laman DW..com, merupakan sosok yang sangat berhati-hati dalam memutuskan sesuatu hal, tetapi ia bicara apa adanya tanpa maksud mempermanis atau menutupi keadaan.

Merkel dianggap sebagai manajer krisis yang baik, dalam setiap keputusan yang diambilnya  ia akan dengan cermat berhitung, menimbang risiko, kerugian, serta tentu saja keuntungannya yang dapat dipetik.

Hasilnya, memang baik dan terbukti Jerman bisa melewati berbagai krisis ketika Merkel memerintah, meskipun pastinya keputusan tersebut tak dapat menyenangkan semua pihak.

Angela Merkel. Sumber foto: Idntimes.com
Angela Merkel. Sumber foto: Idntimes.com

Angela Merkel lahir di Hamburg pada 17 Juli 1954 dengan nama Angela Kasner. Ayahnya Horst Kasner seorang pendeta dan ibunya Herlind seorang guru.

Merkel dibesarkan di wilayah Jerman Timur, tepatnya di kota Liepzig hal itu bisa terjadi lantaran sehari setelah dilahirkan, keluarganya pindah ke wilayah yang sempat berafiliasi erat dengan Uni Sovyet yang berhaluan komunis.

Ia memiliki 2 orang adik, saat Angela Kasner kuliah di jurusan Ilmu Fisika di salah satu universitas di Liepzig ia bertemu suami pertamanya Ulrich Merkel.

Bersama suaminya kemudian ia pindah ke Berlin Timur, meskipun kemudian Angela Kasner berpisah dengan suaminya namun nama Merkel tetap ia sandang sebagai nama akhirnya.

Karirnya di dunia politik dimulai saat ia berusia 35 tahun, Merkel bergabung dengan partai CDU yang saat itu dipimpin oleh Helmut Kohl.

Setahun kemudian pada tahun 1991 saat Kohl menjadi Kanselir Jerman, Merkel diangkat menjadi Menteri Urusan Perempuan dan Remaja.

Pos-nya kemudian berubah pada tahun 1994 ia ditunjuk menjadi Menteri Lingkungan dan Reaktor Nuklir hingga tahun 1998.

Pada saat Kohl lengser dari jabatan Kanselir lantaran CDU mengalami kekalahan dalam pemilu nasional. Kondisi ini membuat Helmut Kohl sebagai pimpinan Partai CDU harus turun.

Peluang ini ditangkap oleh Angela Merkel dan ia pun berhasil menduduki Ketua Umum CDU. Di tahun yang sama ia kembali menikah dengan seorang Profesor Matematika dari Universitas Humblot  Joachim Sauer yang bertahan hingga kini.

Saat itu pada tahun 2000 krisis melanda CDU yang tengah diguncang isu skandal sumbangan politik gelap, Merkel berhasil membawa CDU selamat dari krisis tersebut.

Hingga akhirnya pada tahun 2005 ia maju menJadi calon Kanselir Jerman dan berhasil memenangkan pemilu tersebut, Angela Merkel sah menjadi Kanselir perempuan pertama Jerman.

Krisis pertama yang harus dilalui Merkel saat memerintah Jerman adalah krisis keuangan yang melanda Eropa pada tahun 2008, terimbas krisis sub prime mortgage di Amerika Serikat yang menyeret Uni Eropa ke dalam krisis keuangan yang cukup dalam.

Jerman merupakan negera perekonomian terbesar di Eropa, untuk itu mereka  berusaha keras menyelamatkan Euro dari terjangan krisis.

Kebijakan keras Merkel hingga dianggap musuh oleh Rakyat Yunani lantaran dianggap membiarkan negara tersebut terjerembab dalam krisis utang yang dalam menjadi salah satu penyelamat Euro.

Selama 6 tahun hingga tahun 2014, akhirnya krisis Euro berhasil dilalui melalui kepemimpinan Merkel.

Kemudian krisis kedua saat perang  saudara di Suriah meletus, gelombang pengungsi melanda Eropa khususnya Jerman. Merkel dengan berani membuka pintu negaranya bagi para pengungsi dari negara Arab tersebut.

Padahal isu radikalisme dan sentimen agama saat itu makin meningkat, akibatnya ia diserang oleh oposisi di dalam negeri dan rakyat Jerman pun merasa kebijakan Merkel akan menjadi bumerang bagi keamanan negerinya

Alhasil dalam Pemilu 2016 suaranya merosot cukup tajam meskipun jabatannya sebagai kanselir masih tetap aman.

Krisis pengungsi dan radikalisme terus berlanjut ditahun 2017 jajak pendapat menunjukan titik nadir 67 persen, rakyat Jerman memilih untuk tak memberi suara bagi Merkel jika pemilu dilaksanakan saat itu.

Tetapi perlahan namun pasti Angela Merkel dengan berbagai kebijakannya berhasil mengembalikan kepercayaan rakyat Jerman, isu pengungsi berhasil diatasi.

Ndilalahnya, krisis pandemi Covid-19 kemudian terjadi tapi dengan sigap hal ini bisa diatasi oleh Merkel meskipun sempat terpuruk akibat jumlah yang terinfeksi mencapai jutaan dan yang meninggal pun hingga ratusan ribu.

Tapi secara keseluruhan Merkel dianggap sebagai kepala pemerintahan yang mampu mengendalikan pandemi Covid-19.

Ini lah pekerjaan rumah di penghujung masa jabatannya sebelum pada tahun 2019 lalu ia memutuskan bahwa periode ini merupakan masa terakhirnya sebagai Kanselir, walaupun menurut berbagai jajak pendapat nama Angela Merkel masih sangat populer di mata rakyat Jerman.

Namun demikian, Merkel tetap memutuskan untuk pensiun dari jabatan Kanselir Jerman setelah Pemilu 2021 ini.

Sebenarnya dari segi usia Merkel masih muda untuk level pemimpin dunia, ia saat ini berusia 67 tahun, masih sangat mungkin untuk terus berkiprah di level pimpinan sebuah negara besar seperti Jerman.

Dukungan publik pun masih cukup tinggi, jika ia maju lagi dalam pemilu nasional 2021 ini hampir dapat dipastikan Angela Merkel akan terpilih kembali.

Tapi itu lah Angela Merkel, ia tahu kapan harus berhenti, disaat namanya masih dipuncak ia memilih pensiun dan Angela Merkel akan dikenang sebagai Kanselir Perempuan pertama Jerman, sekaligus Kanselir Jerman yang paling berhasil.

Rakyat Jerman akan kehilangan kepemimpinan Merkel, namun dalam saat bersamaan akan menyambut pemimpin barunya yang diharapkan mampu membawa mereka melewati krisis akibat pandemi Covid-19 dan Jerman terus menjadi negara yang sangat disegani negara-negara di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun