Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Britney vs Spears, dan Istilah Hak Konservatori

26 September 2021   11:12 Diperbarui: 26 September 2021   12:56 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi 90an  di kolong bumi ini hampir dapat dipastikan mengenal, tahu, pernah dengar atau bahkan mengidolai penyanyi pop asal Amerika Serikat, Britney Spears.

Paling tidak mereka mengenal lagu "Gimme Baby One More Time" yang dinyanyikannya dengan penuh energi dan koreografi yang keren ini.

Gabungan kekuatan vokalnya, kemampuan menarinya yang ciamik hingga kecantikan dan keseksiannya membuat perempuan yang kini berusia 39 tahun itu dianggap sebagai "The Princess of Pop"

Britney Jean Spears lahir di Mc Comb Mississipi Amerika Serikat pada 2 Desember 1981 dianggap sebagai orang yang memiliki pengaruh sangat besar dalam kebangkitan sub genre teen pop diakhir 1990an dan awal 2000an.

Dua album Britney di awal karir bernyanyinya, Baby One More Time dan Oooops I dit it Again mendapat sambutan besar publik dan sukses secara global serta membuatnya menjadi artis remaja dengan penjualan terlaris sepanjang masa.

Album Baby One More Time yang dirilis saat usianya 17 tahun dengan lagu andalan berjudul sama itu berhasil memuncaki chart musik di 15 negara berbeda, dengan penjualan 25 juta copy.

Jumlah yang hingga saat ini tak tersentuh oleh penyanyi manapun untuk sebuah album debut dari seorang penyanyi yang baru muncul.

Setahun kemudian, pada tahun 2000 Britney kembali merilis single Ooops... I Dit Again yang kemudian menjadi andalan di album keduanya dengan judul yang sama.

Album ini kembali meledak, lagu Ooops... I dit It Again merajai chart-chart musik di sejumlah negara penjualannya di minggu pertamanya saja mencapai 1,3 juta copy dan ini menjadi rekor tertinggi yang berhasil dicapai oleh penyayi wanita sepanjang sejarah dunia musik.

Kesuksesan terus mengiringi Britney di album studio ketiga dan keempatnya, album Britney yang dirilis 2001 dan In the Zone pada 2003. Berhasil meraih penjualan masing-masing 12 juta copy dan 10 juta copy, serta meraih berbagai nominasi di sejumlah ajang penghargaan musik dunia seperti MTV Award.

Disaat bersamaan sejumlah brand  diantaranya produk minuman ringan Pepsi menjadikan Britney sebagai brand ambasador merek mereka dengan nilai kontrak US$ 7 juta.

Kemudian Britney pun merambah ke dunia akting di film Crossroad pada tahun 2002, film ini pun sukses dipasaran.

Sejak saat itu secara profesional kehidupan Britney nyaris selalu diiringi dengan kesuksesan, tak hanya dalam karir bermusiknya berbagai usaha lainnya pun seperti produk minyak wanginya berkolaborasi dengan produsen kosmetik dunia Elizabeth Arden sukses besar.

Namun rangkaian kesuksesan profesionalnya ini berbanding terbalik dengan kehidupan pribadinya.

Britney harus mengalami berbagai guncangan di kehidupan pribadinya, ia harus mengalami dua perceraian di usia yang masih sangat muda.

Pada tahun 2002 saat berusia 21 tahun ia menikahi teman masa kecilnya Jason Alexander yang 55 jam kemudian dibatalkan lantaran Britney dianggap "kurang mengerti atas tindakannya".

Kemudian, ia kembali menikah dengan Kevin Fredeline artis tari asal AS pada tahun 2004, usia perkawinannya pun sangat pendek, pada 2006 Britney mengajukan gugatan cerai terhadap Kevin dan pada 2007 Britney resmi menyandang status sebagai janda.

Tekanan kehidupan pribadinya dan ketidaksiapan mental saat meraih kesuksesan dalam jangka waktu yang pendek membawa Britney akrab dengan obat-obatan dan narkoba, ia kerap keluar masuk dirawat di fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mnghilangkan kecanduannya terhadap obat-obatan.

Kehidupan sehari-harinya penuh kontroversi, ia tiba-tiba mencukur rambutnya hingga plontos, tak cukup sampai disitu ia pun terlihat sedang mengendarai mobil sambil memangku anaknya yang dianggap sangat membahayakan keselamatan sang anak.

Hal ini lah, yang kemudian memicu mantan suaminya mengajukan gugatan hak asuh penuh atas dua anaknya bersama Britney.

Dalam sidang gugatan atas kasus ini seperti yang dilansir sejumlah media di AS, Britney datang dalam kondisi "on" alias terpengaruh obat-obatan dengan jenis yang tak teridentifikasi.

Alhasil hak asuh kedua anaknya jatuh ke tangan Kevin, dan Britney harus kembali dirawat  di rumah sakit Cedars Sinai California AS  akibat ketergantungan obat.

Merujuk pada situasi tersebut lantas James Spears ayah dari Britney Spears mengajukan petisi kepada pengadilan California untuk mengambil alih hak wali atas segala hal yang berkaitan dengan putrinya, terutama dalam hal aset dan keuangan.

Mengingat kondisi Britney yang saat itu dalam kondisi labil Hakim Pengadilan California mengabulkan petisi James Spears dan mengirim Britney di sebuah lembaga kesehatan mental 5150 Involuntary Psychriatric Hold di California AS.

Dan sejak saat itu, pada tahun 2008  hakim pengadilan di AS memutuskan bahwa hak-hak Britney atas kehidupan pribadi, kepemilikan aset dan keuangan yang dimilikinya harus dikontrol penuh secara sementara yang kemudian menjadi  permanen oleh ayahnya James Spears dan Pengacaranya Andrew Wallet sebagai walinya melalui konsep hukum "Konservatori"

Urusan Konsevatori ini lah yang kemudian dan hingga saat ini menjadi polemik dan konflik yang tak berkesudahan antara Britney versus Spears sang ayah.

Mengutip situs Vulture.Com, makna Konservatori menurut Pengadilan Tinggi California  adalah konsep hukum di Amerika Serikat yang memungkinkan hakim untuk memberikan wali atau beberapa wali yang memiliki kontrol penuh atas kehidupan dan keuangan individu tertentu apabila individu tersebut dianggap tak memiliki kemampuan secara fisik dan mental mengelolanya sendiri.

Wali ini kemudian disebut konservator. Seorang Konservator bertanggung jawab penuh atas kehidupan pribadi dan harta benda termasuk didalamnya aset dan keuangan individu yang dikelolanya.

Nah, dalam konteks kasus Britney Spears  yang bertindak sebagai walinya adalah James Spears dan Pengacaranya Andrew Wallet. Keduanya, terutama sang ayah berhak mengatur dan mengelola kehidupan Britney dari hari ke hari bahkan seperti dilansir oleh New York Times, ayahnya memaksa Britney untuk menggunakan alat kontrasepsi dan mengatur kehidupan asmaranya.

Sebenarnya konsep hukum konservatori ini lazimnya dipergunakan bagi para lansia yang memiliki keterbatasan berpikir dan bergerak terutama mereka yang memiliki gangguan demensia dan penyakit Alzheimer.

Hal ini lah kemudian, ketika pemberian hak konservatori diberikan pada wali seperti dalam kasus Britney,  banyak pihak yang menggugat keberadaan konsep hukum ini, lantaran sangat rawan penyelewengan.

Britney sendiri setelah selama lebih dari satu dekade bungkam atas masalah ini, lantas mulai speak up.

Ia menyebut ayahnya telah menyalahgunakan hak tersebut untuk mengontrol hidupnya dan memonopoli harta kekayaannya yang berjumlah lebih dari US$ 60 juta atau setara Rp. 840 milyar untuk memperkaya dirinya sendiri.

Padahal jika merunut kejadiannya, sangat mungkin terganggunya stabilitas mental Britney hanya terjadi pada saat peristiwa perceraian dan perebutan hak asuh anak terjadi.

Buktinya pada tahun yang sama 2008, beberapa saat setelah ia keluar dari rumah sakit, Britney sudah bisa kembali mampu bekerja normal, ia bahkan bisa merilis album bertajuk Circus pada tahun tersebut.

Dan setelah itu kehidupannya relatif normal, album-album rekaman ia terus hasilkan, tur-tur konser ia terus jalani,tetapi anehnya meskipun Britney sudah bisa hidup layaknya manusia normal sang ayah enggan melepaskan hak konservatorinya.

Segala keputusan dalam kehidupan Britney harus atas persetujuan sang ayah, mulai dari bisnis, kesehatan, hak politik, bahkan hingga urusan pernikahan dan asmara sekalipun.

Tanpa persetujuan ayahnya Britney tak bisa bergerak untuk melakukan apapun, ia seperti terpenjara oleh sebuah hukum yang kini ramai digugat itu.

Atas dasar ketidaknyaman itu, Britney  Spears kemudian pada awal 2021 menggugat ke pengadilan untuk mengajukan pembatalkan hak konservatori ayahnya tersebut.

Di sidang  yang berlangsung bulan Juni 2021 tersebut Britney seperti dilansir BBC.Com mengaku trauma dan shock atas konservatori yang ia alami selama 13 tahun terakhir ini.

Britney meminta pada hakim pengadilan Los Angeles untuk mengembalikan kehidupannya . Britney pun kerap dipaksa untuk bekerja diluar keinginannya dan ia juga menekankan bahwa ayahnya sebagai pemegang hak konservatori itu telah menghalangi dia untuk memiliki anak lagi dan menikah.

Sebuah hak hukum dengan konsep yang sebenarnya ditujukan bagi kebaikan ketika diselewengkan efeknya menjadi sungguh destruktif bagi salah satu yang terlibat di dalamnya.

Bagaimana mungkin negara seperti AS yng berpegang pada supremasi hukum, malah seolah membuka jalan bagi "perbudakan legal " seperti yang terjadi pada Britney Spears.

Dukungan terhadap Britney Spears mengalir cukup deras terutama dari para penggemarnya. Melalui media sosial mereka beramai-ramai mengusung tagar #FreeBritney.

Rencananya sidang lanjutan kasus hak konservatori ini akan berlangsung pada Rabu 29 September 2021.

Untuk menyambut dan memberi dukungan pada Britney Spears, Netflix akan merilis film Dokumenter bertajuk "Britney vs Spears" sehari sebelum sidang dilangsungkan.

Film dokumenter ini menurut sinopsis yang beredar di media akan mengangkat tuduhan korupsi yang dilakukan ayahnya dan pembatasan -pembatasan yang dianggap sudah keterlaluan seperti masalah pemaksaan menggunakan alat kontrasepsi terhadap Britney.

Selain itu, film ini juga akan mengupas secara lengkap dan menggugat konsep hukum konservatori ini dan perilaku sistem pengadilan AS.

Pihak James Spears sendiri menurut pengacaranya akan memilih untuk mundur sebagai konservator dibandingkan harus berseteru dengan putrinya.

Meskipun menurutnya mereka sebenarnya memiliki dasar yang kuat untuk mempertahankan hak konservatori tersebut.

Untungnya hak perwalian seperti ini tak terjafi dan masuk dalam aturan hukum di Indonesia, sehingga keruwetan seperti yang terjadi pada Britney Spears dan James Spears tak harus berlangsung disini.

Mungkin sebagai orang tua, semua harus mengingat bahwa anak itu bukan milik kita atau bahkan komoditas dengan dalih untuk kepentingan masa depannya.  

Coba resapi dan cermati puisi Kahlil Gibran yang sangat terkenal  bertajuk"Anakmu Bukanlah Milikmu" 

"Anak adalah kehidupan,
Mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal Darimu.

Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu,
Curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan Pikiranmu karena mereka Dikaruniai pikiranya sendiri

Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya, Karena jiwanya milik masa mendatang
Yang tak bisa kau datangi
Bahkan dalam mimpi sekalipun

Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah menuntut mereka jadi seperti sepertimu.
Sebab kehidupan itu menuju kedepan, dan
Tidak tenggelam di masa lampau."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun