Setya Novanto narapidana kasus E-KTP yang penangkapannya penuh drama menjadi salah satu trending topic.
Hari ini ketika saya membuka platform media sosial Twitter, namaSaya penasaran, kok bisa nama mantan Ketua Umum Golkar dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyar Republik Indonesia (DPR-RI) yang lama tak terdengar itu tiba-tiba jadi bahasan paling top.
Selidik punya selidik ternyata naiknya kembali nama Setya Novanto ada kaitannya dengan upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk merekrut para mantan narapidana korupsi menjadi penyuluh anti korupsi yang pamflet lowongan kerjanya sempat viral Senin (23/08/21) kemarin.
Tadinya saya pikir pamflet "penyuluh anti-korupsi KPK" itu hoaks atau paling tidak hanya becandaan saja.
Eh ternyata memang beneran. KPK saat ini tengah mensosialisasikan rencananya untuk menggandeng mantan napi koruptor dalam program penyuluhan anti korupsi.
Deputi Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Wawan Wardiana mengatakan bahwa KPK kini tengah melakukan skrining tujuh mantan koruptor.
"Dari 28 (napi di lapas Sukamiskin) melalui beberapa tes, hanya empat orang yang memungkinkan, karena ada juga yang ingin," kata Wawan, Seperti dilansir Liputan6, Jumat (20/08/21).
Makanya kemudian, dalam bahasa satir warganet +62 mengusulkan kepada KPK salah satu yang layak diangkat menjadi penyuluh adalah Setya Novanto, mengingat licin dan dramatisnya upaya Setnov mengakali para penyidik KPK agar ia bisa terbebas dari hukuman.
Ramainya nama Setya Novanto di laman Twitter ini bermula saat mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah lewat akun Twitter miliknya @febridiansyah mencuit seraya menanyakan siapakah koruptor yang paling pantas menjadi kandidat penyuluh anti korupsi atau bahkan pimpinan KPK?
"Ke depan perlu terobosan lebih berani. Bukan hanya menjadikan eks napi koruptor sebagai penyuluh antikorupsi, tapi menjadikan mereka Pimpinan KPK.
Siapa kandidatmu?" Cuit Febri.