Alhasil mereka mampu mengidentifikasi dimana keberadaan kita dengan siapa kita bertemu dan melakukan aktivitas apa.
Seram kan, privasi kita sama sekali hilang dan bagi para pejabat dunia ini menjadi momok menakutkan untuk keamanan fisik dan data yang mereka miliki mungkin ini seperti kisah science fiction, tapi ini fakta.
Seperti dilansir Kompas.Com mengutip sejumlah peneliti IT, Spyware  ini mulai terdekteksi keberadaannya mulai tahun 2016.
Bentuknya berupa pesan teks jebakan untuk menginstal dirinya sendiri pada gawai kita. Jadi kita harus mengklik tautan tersebut baru spyware itu bisa masuk.
Nah, yang versi spyware terbarunya ini yang dinamai Pegasus, mereka bisa masuk ke dalam gawai kita melalui sesuatu yang tak terduga.
Pada tahun 2019, WA sempat menggugat NSO pengembang spyware ini lantaran mereka menemukan 1.400 ponsel yang menggunakan aplikasi percakapan ini diselipkan spyware buatan mereka.
Hanya dengan menelepon nomor WA yang bersangkutan, Pegasus secara diam-diam mampu menginfiltrasi gawai pemilik akun WA tersebut bahkan tak diangkat sskalipun.
Para pengembang Spyware Pegasus ini mampu mendeteksi kelemahan sistem operasi IOS atau Android serta OS lainnya secanggih apapun mereka membentengi keamanannya.
Karena memang pada dasarnya secanggih apapun perangkat lunak itu selalu ada titik lemahnya, ini lah yang dijadikan pintu masuk oleh Pegasus untuk menginfiltrasi gawai milik kita.
Lantas bagaimana mengetahui bahwa gawai kita telah terinfiltrasi atau tidak oleh spyware?
Menurut Alan Woodward pakar keamanan siber dari Universitas Surrey Inggris, mengetahui gawai kita sudah terinfeksi virus atau yang biasa disebut malware sangat sulit.